RENUNGAN KEBENARAN
Roni Djamaloeddin | July 30, 2024
Benar merasa (ngrumangsani) benar, derajadnya (disisi Tuhan) lebih hina/asor dari pada salah mau merasa (gelem ngrumangsani) salah. Logisnya ??
Roni Djamaloeddin | July 30, 2024
Benar merasa (ngrumangsani) benar, derajadnya (disisi Tuhan) lebih hina/asor dari pada salah mau merasa (gelem ngrumangsani) salah. Logisnya ??
Roni Djamaloeddin | July 27, 2024
Melepas keakuan? Sangat mungkin bisa. Kuncinya : Pertama, ittiba’ Rasulullah dalam empat dimensi sekaligus. Ittiba’ jasadiahnya, ittiba’ hatinya, ittiba’ rohnya, dan ittiba’ rasanya (unsur dasar manusia). Termaktub dalam perintah : udkhulu fissilmi kaaffatan. (https://ronijamal.com/islam-kaaffah/) Kedua, ittiba’ dalam hal bergurunya. Sebelum diangkat jadi Rasul, Nabi Saw ketika muda berguru pada gurunya (Nabi/Rasul sebelumnya). Sedang ilmu yang […]
Roni Djamaloeddin | July 27, 2024
Qaidah 1 “Sokongan dan bantuan dari lain orang, baru diterima jika tidak mengikat lahir ataupun batin dan capailah rasa jiwa “hurriyah tammah” (=jiwa yang merdeka sejati). Menggantungkan diri kepada lain orang dijauhi benar-benar, ingatlah Yadul ulya aula min yadissufla artinya: “Tangan yang diatas itu lebih mulya dari tangan yang dibawah”. Tegasnya memberi itu lebih mulya […]
Roni Djamaloeddin | July 21, 2024
Menagih, apapun bentuk yang ditagih (hutang, janji, pelayanan, dst) adalah hak masing-masing. Namun pada situasi kondisi tertentu, hak ini bisa berubah menjadi kewajiban. Kewajiban dalam arti mengingatkan dari tindakan dosa yang berkelanjutan. Tidak menagih pun, juga boleh-boleh saja. Adalah hak masing-masing pula. Namun biasanya, tidak menagih ini dilakukan karena saking jengkelnya menagih tapi diacuhkan. Atau […]
Roni Djamaloeddin | July 15, 2024
Sadar itu apa, bila dicari pada mesin pencari, ditemukan definisi yang banyak sekali. Namun hampir semuanya mempunyai konotasi yang mirip sama. Perihal kesadaran diri, kesadaran hati, kesadaran jiwa, dlsb. Dalam konteks sederhana, sadar adalah terjaga. Terjaga pikirannya, terjaga jiwanya. Alias tidak tertidur, tidak dalam gangguan ingatan, dan tidak dalam tekanan maupun pengaruh luar. Sesederhana itukah?
Roni Djamaloeddin | July 2, 2024
Alasan paling sederhana mengapa susah berbuat baik adalah karena kurang terbiasa melakukan kebaikan itu. Sebab ketika telah terbiasa melakukan sejak kecil, maka berbuat baik menjadi ringan dilakukan. Alasan sederhana, lemahnya pendidikan pembiasaan dari orang tua semenjak kecil. Sebab ketika sudah remaja baru dilakukan pembiasaan kebaikan, akan sulit dilakukan.