ANTARA AYAT, AKAL, DAN NAFSU
Posted By Roni Djamaloeddin on April 3, 2020
Secara rasional, menjadi hak dan keyakinan masing-masing dalam memaknai ayat “bahwa dikalanganmu ada Rasulullah” (Al Hujurat : 7).
Kemudian menjadi resiko masing-masing pula ketika memaknainya secara ngambang, atau setengah-setengah, atau bahkan yang sekaligus menginternalisasi hingga mendarah menafas.
Menjadi hak dan keyakinan masing-masing dalam mempersepsi khotamun nabi itu adalah rasul terakhir.
Menjadi hak dan keyakinan masing-masing pula dalam memaknai sekaligus merealkan Rasulullah itu abadi sampai kiyamat, walaupun jasadiahnya yang berganti-ganti.
Begitu pula dalam meyakini tokoh kyai ulama ABCD…, sebagai apa siapa atau bahkan Rasulullah.
Karenanya, ketika ada pihak yg mengklaim tokoh pujaannya adalah Rasulullah, mestinya yang lain menerima dg lapang dada. Tidak perlu memasalahkan apalagi mencibir menyinyir menghinanya.
Yang perlu dipahami pasti bahwa Tuhan murka pada hamba yg tidak menggunakan akalnya (Yunus 100). Istilah lainnya, akalnya tidak digunakan. Atau akalnya dikuasai nafsu. Sehingga dengan mudahnya menyimpulkan atau memutuskan hal2 yg tidak rasional.
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.