BISAKAH MENGAMBIL HIKMAH TERTINGGI?

Posted By on June 24, 2020

Bagi saya, hikmah tertinggi yg saya dapat adalah :

1. Menjadi memedi, pocong, kuntil anak, tuyul, gendruwo, dan lain sebangsanya, karena ketika dulunya masih hidup di dunia, mata hatinya tidak kenal (tidak dikenalkan, tidak digurukan) perihal ilmu lawange akherat. Sehingga mata hatinya buta. Yang berakibat ketika mati tidak bisa pulang ke akherat.

2. Walaupun sudah punya “ngelmu pati” (ilmu pintunya mati), tidak menjadi jaminan bila matinya nanti bisa mlebu akherat. Sebab rahmat dan fadhal Tuhan itu tergantung pada tumemen kesungguhan masing2 dalam menjalani Dawuh Guru yg menunjukkan ngelmunya pati.

Ibarat ketrima jadi mahasiswa kedokteran, maka tidak otomatis si mahasiswa tersebut menjadi dokter. Tetapi sangat tergantung tekad semangat dan kesungguhan si mahasiswa menjalani dawuh dosennya.

3. Saya pun ada kemungkinan menjadi pocong gendruwo tuyul maupun aneka jenis demit lainnya, bilamana sembrono gemampang menjalani dawuh Guru, yaa dawuh Rasulullah. Astaghfirullaahal’adziiiiiiiiiimm…

Duh Gusti, mohon Panjenengan jauhkan diri ini dari sifat watak kafir fasik munafik gemampang dan sembrono, serta Panjenengan jaga agar selalu patuh tunduk sujud dihadapan rasul Panjenengan…

4. Sebagaimana bunyi kalimat bijak yg mengatakan bahwa pengalaman adalah the best teacher, maka perlu kiranya dibudayakan atau perlu dibiasakan bila ketemu/berpapasan dengan mereka, atau yg sengaja “memanggil” mereka, utk ditanya secara langsung bagaimana kisah cerita kejadiannya dulu, atau latar belakang peristiwanya sehingga mestinya bisa pulang ke akherat (alam kelanggengan), kok salah kedaden berubah menjadi pocong hantu demit seperti sekarang ini.

Dari berbagai pengalaman, ada yg mbuuulet tidak mau mengaku. Ada yg marah tidak mau menjawab pertanyaan yg disampaikan. Ada pula yang mau menjawab secara jujur (dan ketakutan) setelah dikatakan bahwa aku (penanyanya) adalah muridnya Kyai Tanjung. Setelah ngaku terus terang, kemudian menangis terus lari menjauh.

5. …

_____03042019–sakdermo share dalam nderek Guru (Romo Kyai Tanjung).

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.