BODOH ITU..
Posted By Roni Djamaloeddin on April 12, 2020
Dalam KBBI, bodoh adalah :
1 tidak lekas mengerti, tidak mudah tahu atau tidak dapat (mengerjakan dan sebagainya).
2 tidak memiliki pengetahuan (pendidikan, pengalaman)
Dalam pemahaman pengalaman saya, bodoh bisa diklasifikasi menjadi 2 macam.
Pertama, bodoh secara lahiriah. Adalah ketika otak akal nalar sangat minim fungsinya. Termasuk yang tertulis dalam KKBI, adalah bodoh secara lahiriah.
Bodoh ini terjadi karena otak akal nalar sangat minim dilatih. Mungkin juga males respon respeknya ketika diajak dididik untuk melatihnya. Bisa mungkin faktor genetik (keturunan), akibat gizi buruk ketika dalam kandungan, ataupun sebagai karma (cerminan) perangai buruk orang tuanya ketika masih dalam kandungan.
Kedua, bodoh secara batiniah.
Adalah ketika hati nurani tidak kenal Tuhannya. Tidak butuh kenal, juga tidak mau menerima saran masukan untuk mengenal Tuhannya. Tidak mau nggraito merenung menyadari bahwa asalnya (menyatu) dari Tuhan, maka mesti kembali menyatu lagi dengan-NYA. Karenanya memutlakkan hati nurani mengenal pasti Wajah Tuhannya.
Nilai rasionalnya, ketika segala kebutuhan manusia dicukupi oleh Tuhan. Oksigen yang dihirup tiap hari, bila dikalkulasi dg uang bisa mencapai milyaran. Begitu pula kesehatan, organ tubuh yang fungsional, serta jutaan sikon dan kebutuhan lain yang tak hingga nilainya.
Terus kok tidak mau tahu, bahkan tidak butuh kenal Tuhannya?
Bukankah hal demikian bisa dikatakan bodohnya bodoh?
Sebagai implikasi logis ketika hati nurani bodoh pada Tuhannya, dada atau batin kemudian yang berfungsi adalah hati sanubari. Istilah umumnya dadanya gering penyakiten. Mudah iri dengki sombong ego emo…dlsb.
Secara lengkap, penyakit hati yang muncul dari dua macam nafsu jahat yang mengada di dalam hati sanubari :
- Nafsu Ammarah. Letaknya di dada sebelah kiri. Nafsu ini memiliki sifat : senang berlebihan, hura-hura, serakah, dengki, dendam, bodoh, sombong, pemarah, dan gelap, tidak mengetahui Tuhannya.
- Nafsu Lawwamah. Letaknya dua jari di bawah payudara kiri. Sifat nafsu ini : enggan, acuh, pamer, ‘ujub, ghibah, dusta, pura-pura tidak tahu kewajiban.
Dengan demikian, kesimpulannya, ketika otak akal nalar itu cerdasnya luar biasa, mampu berkomunikasi dengan bahasa manapun, mampu menciptakan alat supercanggih yang sanggup melintas antar galaksi, mampu menangkal menyembuhkan berbagai macam penyakit, namun hati nuraninya bodoh, maka tetaplah dikatakan bodoh pada Tuhannya.
Sebaliknya, ketika hati nuraninya cerdas pada Tuhannya, sedangkan otak akal nalarnya “bodoh”, maka lambat laun otak akal nalar itupun akan menjadi cerdas karena tercahayai oleh hati nuraninya yang cerdas. Dan ini tetaplah dikatakan manusia yang cerdas. Semoga.
_____130420–belajar olah nalar olah hati nurani, dalam nderek nyengkuyung mbelo dan nyandar Guru (Romo Kyai Tanjung).
.

Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.