DIMANA DIPIJAK
Posted By Roni Djamaloeddin on February 17, 2020
Peribahasa mengatakan “Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”.
Dalam perenunganku, kalimat itu bukan sekedar peribahasa, tapi lebih tepat disebut “ayat-ayat Tuhan”. Ayat Tuhan yang harus kita baca kita tegakkan.
Masyrik maghrib kagungan Tuhan. Tidak ada sekepal bumi pun yg tanpa Kuasa-Nya. Karena itu, dimana pun kita berpijak, disitu hukum Tuhan harus ditegakkan. Karena itu harus dijunjung tinggi dalam (untuk) subhaanaka. Mancat pulang menghadap pada-Nya.
Semisal kita sedang berada di wilayah kaum Ateis, Majusi, Yahudi, atau kaum apa-manapun, disitu harus menjaga norma-Nya tentang bumi-Nya. Tidak boleh mengotori, merusak, apalagi berbuat angkara murka.
Di wilayah umum pun, juga demikian. Tidak boleh sembarangan berbuat. Walaupun tetap juga menghargai si pemilik wilayah/kapling tersebut. Hal demikian karena menyadari perintah : dimanapun tumemen dalam menjalankan perintah Tuhan dan utusan-Nya, disitulah pitulungan Tuhan turun menyertai si hamba.
Semisal kita bertamu di rumah warga yg atheis. Ketika di depan rumah menjumpai kran air terbuka hingga airnya mengalir tak karuan, maka menutup kran sehingga si air tidak terbuang sia-sia, adalah bentuk kecil menjunjung Kalimat Tuhan.
Tapi semisal saat menutup kran tadi ternyata kemudian dilarang si pemilik rumah, katakan saja “maaf saya salah, telah bertindak bodoh”.
Kalau ditarik garis lebih luas lebih besar, menjunjung ayat-ayatNYA itu tdk hanya dimana bumi dipijak, di planet di udara di ruang waktu manapun hamba itu mengada, tugas wajibnya adalah me-Mahasucikan Diri-NYA.
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.