DIMANA KEADILAN TUHAN?

Posted By on February 26, 2023

Rumusan ilmu Tuhan, bila semua air laut dijadikan tinta, maka tidak akan habis untuk menuliskan semua ilmu-Nya. Termasuk untuk melukiskan keadilan-Nya, sampai tujuh kali tinta lautan pun, juga tidak akan pernah cukup.

Mau percaya atau tidak, itulah fakta. Hanya manusianya saja yang sempit cupet cekak akal nalarnya, yang belum bisa menerima Maha Luas Keadilan-Nya. Terjajah terkungkung terkuasai prasangka dan hawa nafsunya, sehingga lupa akan Maha Sempurnanya.

Terjebak suka melihat menilai orang lain, yang seakan lebih dimurahi, lebih dikasihi, atau lebih bejo (beruntung) dari diri sendiri. Hingga terkadang tanpa disadari berani mempersepsi Tuhan “tidak adil”.

Dilengkapi fakta nyata adanya berbagai kesenjangan ketidakmerataan ketidakadilan. Baik yang “khusyuk” beragama dengan yang “tidak khusyuk”. Yang meliputi material, kepemilikan, kepejabatan, maupun berbagai istilah duniawi lainnya. Yang kesemuanya secara implisit menampakkan unsur tidak adil.

Lantas, dimana keadilan Tuhan sesungguhnya?

Bencana atau subur makmur loh jinawi adalah merupakan keadilan Tuhan. Baik yang menimpa pada yang khusyuk ibadahnya, jarang beribadah, atau bahkan yang tidak percaya mengadanya Tuhan. Seringnya akal nalar belum bisa menjangkau keadilan ini.

Namun yang pasti, keadilan Tuhan adalah sama. Diberikan secara sama rata pada semua manusia. Di antara keadilan yang mampu diestimasikan :

Keadilan pertama, semua manusia asalnya sama. Sama² merupakan percikan fitrah dari Dzat Yang Fitrah. Fithratallahi allati fatarannasa ‘alaiha (Ar Ruum : 30). Fitrah Allah lah yang menciptakan fitrah manusia dari fitrah Tuhan sendiri.

Keadilan kedua, semua manusia diberi pinjaman modal roh yang sama. Yaitu saat berumur 120 hari dalam kandungan, ditiupkan roh yang sama dari Tuhan. (https://ronijamal.com/mengapa-kita-dipinjami-roh/)

Keadilan ketiga, perihal nasib manusia, diserahkan sepenuhnya pada manusianya. Tanpa ada pengecualian dari Tuhan. “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar Ra’d 11). (https://ronijamal.com/mengubah-takdir-atau-nasib/)

Perihal nasib ini, orang tua lah yang sangat berpengaruh terhadap nasib anak-anaknya. Termasuk nasib beragamanya, orang tua yang menjadikan yahudi nasrani majusi. Juga kecerdasan otaknya, kecerdasan jiwanya, orang tuanya telah menurunkan mendidikan gen kromosom sejak dalam kandungan.

Keempat, …open ended. Banyak solusi jawaban perihal keadilan Tuhan yang belum mampu dijamah akal nalar manusia. Namun yang perlu dibelajari hingga pasti dalam diri, ketika belum mampu menemukannya, segera sadar bila diri ini khotho’ wa nisyan, dzaluman jahula.

Belajar mengitbak sikap watak para nabi rasul-Nya, yang didalam hatinya istiqomah mengatakan : akulah letheking jagad, akulah manusia yang paling hina di dunia. Sadar sepenuhnya bila yang baik, yang sempurna, yang segala-galanya, hanyalah Dzat Yang Maha Adil Sempurna.

___190223—belajar olah nalar olah rasa dan share dalam nderek Guru (Romo Kyai Tanjung).
.

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.