DIMANA RAHMATAN-NYA?

Posted By on November 26, 2023

Mayoritas laman, web, blog, tulisan ilmiah, dan berbagai jenis tulisan lainnya, menerjemahbebaskan “wama arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin” (Al Anbiya 107), menjadi Islam rahmatan lil ‘alamin. Padahal tidak ada kata Islam didalamnya. Suku kata “ka” dari arsalnaka, yang artinya kamu, ditransliterasi menjadi Islam.

Sedang faktanya, makna baru (menyimpang) tersebut, berbeda jauh sekali dari makna aslinya. Ka yang berarti “kamu”, adalah menunjuk pada rasul. Tentunya semua rasul yang diberadakan Tuhan semenjak Adam, Idris, Nuh, hingga kiyamat. (https://ronijamal.com/kamu-siapa/)

Adanya pengalihan makna dari rasul menjadi Islam, adalah pemaknaan sektarian yang sempit, yang berakibat fatal. Fatalnya, pengaku atau pemeluk Islam terlanjur meyakini diri bila Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Selain Islam, bahkan diprasangka bukan agama yang diridhoi Tuhan. (https://ronijamal.com/sinkronisasi-ad-din-vs-agama/)

Akibat pemaknaan menyimpang tersebut, fakta nyata di lapangan juga sangat jauh menyimpang. Katanya rahmat untuk seluruh alam, faktanya pertikaian saling olok menghina menjatuhkan sesamanya tidak pernah usai. Katanya rahmatan lil ‘alamin, tapi justru perang saling bunuh. Bahkan antar sesama negara muslim, perang hingga delapan tahun.

Sebagai konsekuensi logisnya, penyimpangan makna tersebut perlu diluruskan secara masif intensif. Ayat arsalnaka, ka-nya hanya untuk rasul. Rasul-lah yang diutus dan dikirim Tuhan menjadi rahmat untuk seluruh alam. Rasul-lah suri teladan yang sempurna untuk diteladani manusia sejagad, dalam setiap zamannya. Rasul-lah yang membacakan ayat-ayatNya. Baik ayat qauliyah maupun ayat qauniyah. Ayat muhkamat maupun ayat mutasyabihat.

Sehingga implikasinya, rasul itu abadi, jasadiahnya saja yang berganti-ganti. Ajaran syareatnya dimungkinkan berganti-ganti pula. Namun ajaran hakekatnya sama persis. Ajaran mengenal Wujud/Dzat/Cahaya-Nya, sama persis.

Tak ubahnya seperti jabatan presiden dalam kepemerintahan negara. Bila negara itu masih eksis di muka bumi, maka presidennya mesti abadi, orangnya yang berganti-ganti. (https://ronijamal.com/sinonimisme-presiden-vs-rosul/)

Namun demikian, rahmatan lil ‘alamin itu tidak otomatis akan terserap dengan sendirinya, bila memercayai ayat tersebut. Tapi sangat tergantung pada manusianya. Mau patuh tunduk sujud atau tidak atas mengadanya “ka” di tengah-tengah spesies manusia jaman sekarang.

Bila tidak patuh dan tunduk, maka yang terjadi adalah berbagai perpecahan dan pernusuhan. Terjebak terperangkap terkuasai hawa nafsunya sendiri. Bahkan tanpa disadari, hingga menuhankan akal nalarnya. (https://ronijamal.com/mengapa-mesti-ada-perpecahan/)

___211123–belajar share dan olah nalar olah roh olah rasa dalam nderek guru (Romo Kyai Tanjung)
.

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.