DIMUDAHKAN MATI?
Posted By Roni Djamaloeddin on August 5, 2021
Hampir tiap hari, berita duka mengiang di telinga. Tetangga saudara berita media, siapa pun mereka tak ada kecualinya. Kematian seolah bagaikan pepatah tempo dulu : isuk dele sore tempe.
Lalu..?!
Dimudahkan mati, atau bahasa simpelnya gampang mati, mesti dibaca sebagai ayat. Bukan sekedar akibat dari suatu sebab. Semisal; sakit, wabah, pandemi, kecelakaan, atau semacamnya.
Ia merupakan ayat nyata Tuhan yang qauniyah (fakta nyata). Sebagaimana ayat yang tersurat/tertulis (ayat qauliyah), maupun ayat yang tidak mampu ditangkap maknanya (mutasyabihat).
Mudah mati adalah fakta nyata bahwa Yang Maha Mutlak sak kersonya sendiri dalam mengambil pinjamannya ciptaannya. Analogi dalam bahasa “KSP”-nya, hak pemberi pinjaman untuk menarik kembali dana yang telah dipinjamkan. Walau dalam bahasa kemanusiaannya adalah tidak etis, mengambil dana yang telah dipinjamkan secara paksa. Apalagi tanpa melihat situasi kondisi si peminjam.
Namun, sekali lagi, Tuhan Maha Mutlak atas hamba. Tak seorang pun bisa mengelak atau protes atas kemutlakan ini. Mudah mati, mati mendadak, atau bahkan mati usia sangat renta, adalah salah satu Kuasa Yang Maha Mutlak.
Yang perlu dicermati diintrospeksi mendalam, ada apa dibalik mudah mati?
Sementara biasanya, mati itu rata-ratanya melalui proses sakit yang relatif lama. Walau juga ada yang diluar rata-rata. Ada apa disana?
Analisa rasional pemahaman pengalaman saya :
- Dimudahkan mati, merupakan tonjokan keras akal nalar untuk meneliti mencermati fakta jagad diri. Termasuk mencermati bahan energi yang dimasukkan, senyawa pembakarnya (oksigen), juga proses merawat ketika sehat ataupun sakitnya.
- Dimudahkan mati, mestinya menantang akal nalar dan kesadaran bahwa setiap saat dirinya bisa saja dimatikan oleh Tuhan. Maka menuntut seawal mungkin jiwanya belajar memahami hingga pasti apa bagaimana mati itu. Sebab, mati itu ada ilmunya, bukannya dengan mati selesai semua perkara. (http://ronijamal.com/klasifikasi-mati/)
- Dengan dimudahkannya mati, maka bersegera mencermati menyelami perintah Rasul : muutu qabla antamutu. Belajarlah mati sebelum mati yang sesungguhnya menimpa. Sebab tanpa belajar secara khusyuk dan serius, mustahil perintah Rasul itu bisa dilaksanakan. (http://ronijamal.com/seri-soal-solusi-mati-sebelum-mati/)
- Belajar memahami menyelami secara pasti bahwa mati adalah pintu pulang menuju Tuhan. Mati adalah gerbang menuju akherat. Sehingga dengan dimudahkannya mati, berarti dimudahkan masuk akherat. Namun faktanya, banyak yang ketika mati justru tidak bisa masuk akherat. Terdampar di alam penasaran (alam kegelapan, alam kesesatan, alam lain yang bukan alamnya Tuhan).
- Dengan banyaknya saudara tunggal fitrah yang mati dengan mudah (mati mendadak, mati usia muda), menuntut rasa prihatin yang lebih tinggi. Menuntut lebih banyak melakukan lakon pitukon, fastabikhul khairat, hingga tumemen dan tinggen nggandul dawuh Guru.
_____310721–belajar olah nalar, olah roh, olah rasa dalam nderek Guru (Romo Kyai Tanjung).
.


Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.