HIDUP YANG SEJATI?

Posted By on April 23, 2020

Apa itu hidup yang sebenarnya master? Yang sejati?

Monggo master ilmunya, pengetahuannya.

Saya bertanya master, jangan di balik tanya.

?

=====================================

Awalnya, ketika masih di alam dzar, roh para makhluk semua dikumpulkan Yang Maha Pencipta. Tuhan menawari amanah pada langit, bumi, gunung, namun menolak semua (Al Ahzab 72).
Sementara manusia, salah satu spesies yang tidak ditawari, ujug-ujug dengan sigap menyatakan sanggup menerimanya.

Bisa dibayangkan, yang notabene “makhluk raksasa” dibanding manusia saja tidak sanggup menerima amanah, lha kok manusia, yang bagaikan sebutir debu dibanding si raksasa, begitu gemendul menerimanya. Sungguh kebangeten manusia (saya) ini. Sungguh sangat terlalu bodoh.

Pantas saja, setelah menyatakan sanggup menerima amanah, lalu divonis oleh Tuhan : innahu kaana zaluman jahula.
Sesungguhnya manusia itu dzolim (kejam, aniaya) lagi bodoh.

Rasanya tidak bisa masuk ranah rasional, masih di alam fitrah, masih berwujud “roh”, sudah mendapat gelar demikian mengerikan. Apalagi setelah didamparkan di medan uji, di alam dunia, mendapat cap tambahan dari malaikat suka membuat kerusakan dan pertumpahan darah (perusak pembunuh) (QS.2:30).

Namun, watak manusia yg dzoluman jahula, perusak pembunuh, rupanya masih ditolerir oleh Tuhan. Buktinya, Tuhan masih kerso membuat Khalifah/Wakil/Rasul-Nya yang membimbing manusia mengenali amanah-Nya yg telah disanggupi dan menjadi suri teladan semua manusia bumi.

Namun sayangnya, banyak saudara tunggal fitrah yang tidak peduli dengan amanah Tuhan yg telah disanggupinya. Banyak yang lupa sama sekali atas fitrah dirinya. Buktinya, watak merusak membunuh yang divonis malaikat kental menyatu menjadi watak manusia.

Karenanya, beberapa tips khususnya :
Pertama, hidup yang sejati adalah menyadari sejatinya bila dirinya telah menyatakan sanggup menerima amanah.

Kedua, mencari sampai ketemu Sang Penunjuk Amanah, walau sampai ke cina, minal mahdi ilallahdi. Hingga tahu persis, tahu pasti amanah apa sejatinya.

Ketiga, sambil menjalani amanah dibarengi dengan mengikis habis watak-watak zaluman jahula, menyingkirkan nafsu-nafsu yang terlanjur default dalam dada: iri dengki egois sombong kumingsun keminter merasa suci merasa bener dan merasa-merasa buruk lainnya.

Keempat, secara terus menerus belajar mencermati dan memilah antara amanah Tuhan dan amanah berdunia lainnya, akibat saking lembut halusnya jebakan nafsu.

Kelima, menjalani kehidupan sesuai aktifitasnya masing-masing di dalam amanah, yang diniattekadkan mancat mulih ke akherat.

Keenam, memahami menyadari bahwa akherat itu bukan pasca kematian nanti, tapi dibalik blegernya dunia dan raganya sendiri. Karena itu dijemput dituju sejak sekarang, bukan hanya duga harap semoga.

Ketujuh, kuncinya adalah deple-deple al-khudu’ al-mutlaq nyandar Guru al Wasilata (al Wusto).

_____230420–tansah belajar merangi nafsu, dalam nderek nyengkuyung mbelo dan nyandar Guru (Kyai Tanjung).

.

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.