KAPAN BISA KETEMU TUHAN?
Posted By Roni Djamaloeddin on October 20, 2022
Rasanya, pertanyaan yang pas TS sebelah (screenshot) bukannya kapan kita bisa bertemu Tuhan, tapi bisakah kita ketemu Tuhan? Sebab kapan dan bisakah itu konotasinya sangat jauh beda. Kalau kapan itu tinggal nunggu waktu untuk bisa bertemu. Sedang bisakah itu belum tentu bisa bertemu.
Faktanya memang demikian, tidak semua manusia yang berpulang (mati) bisa ketemu Tuhan. Justru banyak yang tidak bisa bertemu Tuhan. Tidak bisa masuk akherat. Kemudian masuk alam penasaran (alam kegelapan, alam kesesatan). Sekelas dengan alamnya demit setan druwo tuyul pocong kuntilanak ….dan lain sejenisnya.
(https://ronijamal.com/mati-slamet/
https://ronijamal.com/slamet-atau-tidak/)
Sedang pengalaman meguru ngelmu pati, klasifikasi mati itu ada dua : mati slamet dan mati tidak slamet (kesasar). Mati slamet yaitu ketika jasad mati, fitrah manusianya bisa masuk/mulih ke akherat. Sedang mati tidak slamet (kesasar), saat jasad mati fitrah manusianya tidak bisa masuk/mulih ke akherat. (https://ronijamal.com/klasifikasi-mati/)
Analogi sangat sederhananya, seperti anak yang sejak lahir (maaf) dalam keadaan mata buta. Maka selama hidupnya tidak akan pernah sampai Roma walau dikatakan padanya beribu jalan menuju Roma. Bila nekat mencari menuju Roma dengan modal intuisi dan perasaan, maka akal nalar sehat bisa memprediksi bila ia tidak akan sampai Roma. Bisa kesasar tersesat kemana-mana. Bahkan mungkin malah celaka di perjalanannya.
Kecuali bila sudah operasi mata dan normal bisa melihat kembali, maka ada kemungkinan bisa sampai Roma. Yang tentunya mensyaratkan kesungguhan niat tekad belajar yang amat sangat agar bisa sampai Roma.
Begitu pula perjalanan menuju ketemu Tuhan (akherat), yang endingnya ditandai kematian. Maka agar bisa masuk/mulih ke Tuhan (akherat), mensyaratmutlakkan meleknya mata hati. Hati bisa melek bila dibuka oleh ahlinya, yang memang dibuat Tuhan secara khusus demikian. Istilah semaknanya adalah “ahli” yang melahirkan manusia untuk kedua kali. Yaitu lahir secara fitrah.
Jadi, simpul awalnya, apakah bisa bertemu Tuhan? Tergantung mata batin (mata hatinya). Bila di dunia buta (tidak digurukan), maka di akherat lebih buta jalannya (al Isro’ 72). Namun bila sudah melek, sudah bisa melihat pintu akherat, sudah berguru pada ahlinya (Khalifah/Wakil Tuhan di bumi), maka ada peluang (ada kemungkinan) untuk bisa masuk/mulih ketemu Tuhan di akherat.
Bilamana demikian, maka menjadi rasional permasalahan utama “kapan bisa ketemu Tuhan?”. Yang dalam pengalaman meguru kami, berbanding lurus dengan niat tekad semangat menjalankan petunjuk guru yang menunjukkan pintu akherat, yaa ngelmunya pati. Juga berbanding lurus dengan daya itbak sikap watak malaikat yang patuh sujud dihadapan Khalifah Adam. Juga itbak Rasul yang selalu mengada ditengah-tengah umat.
Diantara langkah-langkah praktis, kapan bisa ketemu Tuhan, bisa diformulasikan :
Pertama, belajar menyatakan membuktikan perintah : muutu qabla antamutu. Belajar mati sebelum mati yang sesungguhnya terjadi.
(https://ronijamal.com/seri-soal-solusi-mati-sebelum-mati/)
Kedua, belajar ikhlas menjalani lakon pitukon apapun yang dihadapi dalam kehidupan ini. Sebab tanpa adanya ikhlas, semua amal ibadah tidak diterima oleh Tuhan.
(https://ronijamal.com/belajar-ikhlas/)
Ketiga, belajar mengislamkan rohnya sendiri. Istilah lainnya ngulihke (mengembalikan) pinjaman roh pada Yang Maha Punya. (https://ronijamal.com/martabat-roh/)
Keempat, semua aktifitas yang dijalani, apapun jenis aktifitasnya, dibelajari dalam posisi kaaffah. Sehingga bekerja yang merupakan kebutuhan hidup, dijalani dalam suasana fissilmi kaaffah.
(https://ronijamal.com/bekerja-fissilmi-kaaffah/)
Kelima, perkara kapan sampainya ketemu Tuhan, adalah wilayah Kuasa Tuhan sendiri. Ibarat kecebong nggayuh rembulan, mustahil bisa tercapai. Kecuali Rembulannya yang turun dengan Maha Belas Kasihnya. Memberikan rahmat dan fadhal-Nya, sehingga si hamba ditarik dekat bahkan sampai (ketemu) disisi-Nya.
Keenam, ketemu Tuhan itu di akherat, bukan di alam dunia sekarang. Karenanya jasadnya pun benar-benar mati sesungguhnya. Namun bila niat tekad belajar matinya sungguh-sungguh luar biasa, maka dimungkinkan di alam dunia sekarang diambahkan bisa ketemu Tuhan. Itulah yang disebut derajad makrifat. Derajadnya para Nabiyullah Waliyullah. (https://ronijamal.com/marifat-itu/)
Ketujuh, ketika masih ada marah tersinggung res-res, gak trimo dihina dilecehkan dikritik dipaido, tidak terima gak diuwongke, segera istighfar nyuwun ngapuro pada Tuhan. Sadar menyadari sesungguhnya bila masih banyaknya dosa, kurangnya lakon pitukon, dan tumemennya menjalankan dawuh Guru.
Bilamana demikian, maka murni urusan Tuhan semata yang akan membersihkan segala penyakit hati tersebut. Kemudian sehasta ditarik menjadi lebih dekat disisi-Nya. Terus bangkit lagi berputarnya Rosa kehidupan, kembali urutan langkah dari nomer satu dua tiga empat …dst.
____161022–belajar share olah nalar olah roh olah rasa dalam nderek Guru (Romo Kyai Tanjung).
.

Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.