KENAPA RIYA’ ?
Posted By Roni Djamaloeddin on December 4, 2019
Kenapa kebanyakan manusia dalam beribadah itu riya ya, serba ingin sanjungan, pujian dari manusia lainnya. Kenapa? ?
Kenapa ada riya’ dalam ibadahnya manusia ?
Pengalaman saya pribadi, ada beberapa sudut pandang yang menjadi penyebabnya.
- Karena manusianya belum kenal jati dirinya sendiri. Belum tahu pasti rahasia “man ‘arofa nafsahu faqad ‘arofa Robbahu”. Sebab bila sudah tahu pasti jati dirinya sendiri, maka tahu pasti fenomena “arofa Robbahu”. Sehingga implikasinya, tidak akan berani riya’ dalam segala ibadahnya.
- Adanya riya’, karena hatinya belum cerdas, alias masih bodoh. Hatinya belum punya ilmu. Hatinya belum digurukan, belum punya Guru al Wasilata (Guru al Wustho, Imamu Mubin, al Hadi, an Nadzir). Karenanya lumrah sekali bila hati itu kemudian nabrak-nabrak. Riya’, ujub, sum’ah,… dst, adalah fakta nyata hati yang nabrak-nabrak.
- Adanya riya’, karena pengetahuan perihal hati sangat-sangat minim. Sebab, selain masuk wilayah “kajian tasawuf”, oleh sebagian umat islam kajian ini dianggap sebagai “kajian sesat”.
Sementara faktanya, hati yang diberbagai hadits sangat menentukan baik buruknya seseorang, sejatinya dibedakan menjadi 2. Hati sanubari dan hatinurani. Ia punya spesifikasi dan tugas khusus yang tidak mudah dipahami, apalagi diaplikasi.
Jadi simpulnya, riya’ itu terjadi karena tidak kenal pasti fitrah dirinya sendiri. Tidak kenal pasti Dzat Yg Maha Fitrah.
Sementara bila sudah kenal pasti, maka akan tahu dengan sendirinya riak-riak berbagai penyakitnya hati. Kemudian sepanjang hidupnya akan digunakan untuk jihadul akbar. Hidup adalah untuk merangi nafsunya sendiri.
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.