KETIKA PENYAKSI DITIADA

Posted By on April 14, 2020

Pakem-NYA menyatakan dengan jelas :
“Wahai Nabi, Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira, dan pemberi peringatan” (Al Ahzab 45).

Rasionalnya, keberadaan Nabi adalah sebagai saksi atas semua manusia di bumi. Namanya saksi pasti melihat obyek saksi. Bila tidak melihat, tapi menyatakan menjadi saksi (menyaksikan), maka saksi palsu namanya.
Beranikah Nabi menjadi saksi palsu dihadapan Tuhan?

Sehingga logikanya, jaman kita sekarang pun, Nabi-Nya selalu dihadirkan Tuhan menjadi saksi (menyaksikan) polah tingkah dan polah iman kita semua.Yaa….semua manusia sak jagad tanpa kecuali.

Namun masalahnya, siapa saksinya Tuhan (Nabi-Nya) yang menyaksikan kita saat ini?
Kalau kita tidak mencarinya dan tidak mengenalnya, mana mungkin Saksi Tuhan itu mengenal kita?

Maka berbahagialah, mereka yg telah menyatakan “yubayi’unaka” (melakukan baiat, menyatakan janji setia). Sebab, sama artinya telah melakukan/mengucapkan janji setia dihadapan Tuhan.
Dan Nabi yang menyaksikan janji setia mereka, akan menyatakan melaporkan bersaksi langsung dihadapan Tuhan yang mengutusnya.

Sebaliknya, yang mengingkari yang memvonis telah tiada, apalagi menghina memusuhi, maka “Sunnatul awwalin” akan ditimpakan pada mereka yang telah berbuat zalim (yg mengingkari, meniada, hingga memusuhinya).

Jadi, ketika penyaksi-Nya ditiada, maka berbagai bencana telah disiapkan sebagai peringatan, penjeweran, hingga penghancuran. Mulai dari skala kecil, sedang, menengah, hingga yg besar, seperti peristiwa yang menimpa umat Nabi Nuh.


Ketika Penyaksi ditiada, akibat berikutnya, “kartu kuning” sebagaimana permainan bola sepak, nampak jelas telah dimulai.
Ditandai dengan intensitas gempa yang makin sering terjadi. Batuknya gunung-gunung yg nampaknya pasif, juga makin sering.

Diperparah makin rendahnya nilai dan jiwa spiritual penduduk bumi.

Maka tidak menutup kemungkinan “ramalan” #Mega_Trust segera terjadi.



About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.