KITAB SUCI, DIMANA SUCINYA?

Posted By on May 11, 2022

Disebut kitab suci, karena “mahakarya” Dzat Yang Maha Suci. Disebut suci karena makna hakikinya digenggam Tuhan sendiri.

Karenanya, tak seorang pun mampu menjamah makna sucinya. Kecuali yang disucikan sendiri oleh-NYA. Sebagaimana ayat : Laa yamassuhu illa al-Muthohharun. Tidak dapat menyentuh isi kandungan makna Al Quran kecuali yang disucikan sendiri oleh Tuhan.

Kemudian bagaimana dengan pemaknaan atau penafsiran yang terjadi selama ini?
Biarlah. Hak mereka yang telah berani menafsirkan. Tentu saja resikonya ditanggung sendiri-sendiri.

Di hadapan al-Muthohharun, semua ayat dapat digelar atau diterjemah sesuai kehendak Tuhan, tanpa terselip satu huruf pun. Semua ayat ada maknanya. Termasuk ayat yang oleh para mufassir biasanya dimaknai “hanya Tuhan sendiri yang tahu”, dapat diurai digelar tuntas hingga berjuz-juz.

Yaa….namanya disucikan Tuhan, maka bukan hal yang aneh bila Tuhan menjadikannya sebagai juru bicara-NYA. Kalimat padanannya menyebut sang juru selamat.

Lalu, siapa al-Muthohharun itu?
Pemahaman pengalaman meguru kami, Beliau tidak lain adalah : inni ja’ilun fIl-ardhi Khalifah, Al Mundzir, Al Hadi, ahli Dzikir, An Nadzir, Imamu Mubin, Imam Zaman, Imam Mahdi, Rasul … dan masih banyak lagi istilah (sandi) lainnya.

Karena itu, Al Hujurat 7 menyebut : “Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu (di tengah-tengah kamu) ada Rasulullah”.
Sedang ayat lain : “yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui” (al Baqarah 151). (https://ronijamal.com/kamu-siapa/)

Jadi simpulnya, kitab suci itu sucinya digenggam oleh Khalifah (Wakil, Rasul) Tuhan sendiri. Karena itu inni ja’ilun fil ardhi Khalifah maknanya abadi. Bukan hanya merujuk kepada Nabi Adam saja. Tapi pada semua Rasul-Nya, yang ada ditengah-tengah kamu, sampai kiyamat.

Sedikit cerita pengalaman ini diterima monggo, tidak juga monggo. Saatnya secara bijak mengamalkan lakum dinukum waliyadin. Dengan tidak saling merasa benar, dan tidak saling menyalahkan yang beda pemahaman pengalaman. Sebab Al Haq min Rabbika. Al Haq bukan milik (pengaku) ahli tafsir, bukan milik ulama kyai tokoh guru mursyid… dlsb. Tapi tetap milik Tuhan. (https://ronijamal.com/lakum-dinukum/)

Kita semua, manusia sak donya, kena perintah sampaikan apa yang kamu pahami ketahui walau satu ayat, walau pahit, walau tidak ada yang mau mendengar. Mengapresiasi perintah atau bahkan mengacuhkannya adalah wilayah masing-masing. Urusan masing-masing.

Dan semoga Tuhan menerima langkah kecil ini. Ammin.

____090422–belajar share pemahaman pengalaman, dan oleh nalar olah roh olah rasa dalam nderek Guru (Kyai Tanjung).

.

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.