KLASIFIKASI MATI
Posted By Roni Djamaloeddin on April 30, 2020
Menurut pengalaman dan keyakinan saya, perihal mati, setelah meguru “ngelmu pati”, ngelmu “muutu qabla anta muutu”, ngelmu ma’rifat, ngelmu an nubuwah, ngelmune imamu mubin, ngelmune satriyo piningit, ngelmune imam zaman, ngelmune Imam Mahdi, bahwa mati itu dapat diklasifikasikan menjadi dua macam.
- Mati yg tersesat (kesasar).
Yaitu ketika mati roh-nya lepas (cepot) dari raganya. Karena roh-nya lepas (kadang didahului dg nazak, kadang nazaknya halus tidak kelihatan, kadang juga tanpa nazak), maka roh tersebut kemudian ditangkap (disamber) oleh iblis sak wadya balanya dari tempat yg sangat dekat. - Mati yg selamat.
Mati yg bisa selamat masuk ke Pengeran, masuk ke akherat. Yaitu ketika mati roh (hingga rasa/perasaan) bisa pulang (mulih) ing Pengeran. Bisa pulang ke asalnya karena mata hatinya telah terbuka (mata hatinya melek pada Tuhan) karena telah digurukan. Sehingga tahu pasti jalan pulangnya. Bukan duga-duga, bukan kira-kira, bukan prasangka lagi. Inilah matinya para nabi para wali kekasih-NYA.
Analogi sederhananya, ketika sejak lahir mata itu tertutup oleh kulit selaput mata, maka selamanya tidak akan bisa melihat dunia. Tidak bisa melihat orang tuanya. Kemudian hidup berjalannya pasti nabrak-nabrak.
Namun setelah dilakukan operasi membuang selaput penutup mata (alias digurukan), maka barulah dengan jelas dapat menapaki dunia. Dengan gamblang dapat pulang kembali ke pangkuan orang tuanya.
Oleh karenanya, mereka yg matinya tersesat/kesasar, tidak bisa mulih ke alam kelanggengan. Tidak bisa pulang ke alam asalnya. Fitrah manusianya tdk bisa menyatu lagi dg Dzat Yang Maha Fitrah. Tidak bisa masuk ke akherat.
Raganya yang mati (karena memang ada batasnya), roh-nya gentayangan (tidak ikut mati). Masuk ke alam penasaran. Alam gaib yg tidak tampak oleh mata kepala, tapi bukan alamnya Tuhan. Kemudian ditangkap iblis sak wadya balanya. Berubah fungsi menjadi hantu, pocong, kuntil anak, tuyul, leak, gendruwo, sundel bolong, ..maupun berbagai jenis memedi/demit lainnya.
Petunjuk Guru saya, kalau gak percaya bahwa para hantu gentayangan itu dulunya manusia, bisa ditanya langsung bila berpapasan (atau diwedeni, ditakut-takuti) hantu-hantu tersebut. Mereka akan ngaku namanya dulu. Kadang juga mbuuulet tidak mau ngaku. Bila telah mengaku, mereka akan menangis terus pergi.
Sementara mereka yg matinya selamat, bisa kembali ke akherat, bisa menyatu lagi dg Dzat Yang Maha Fitrah, menyatakan ilaa Rabbiha nadziroh (wajahnya berseri-seri bahagia abadan abada karena telah melihat/bertemu Tuhannya), masuk surga-NYA.
Tidak butuh lagi konek dg saudaranya yg masih di dunia. Tidak butuh ngendangi anak cucu istri dan siapapun yg pernah mereka cintai di dunianya dulu. Tenggelam dalam bahagia yang luar biasa tiada tara yang tak dapat digambarkan sedikitpun.
Karena terlanjur mabuk merasakan nikmat bahagia yg luar biasa menyatu lagi dg Yang Pencipta. Sunan Kalijogo mendefinisikan “innal jannata laqiya Robbaka”. Sesungguhnya surga itu suasana/tempat bertemunya hamba dg Tuhannya, menyatu lagi dengan-Nya.
Sebagaimana ungkapan sebuah hadits, bahwa kenikmatan kebahagiaan dunia ibarat air seujung jari yg dicelupkan lautan. Sedang kenikmatan kebahagiaan akherat adalah seluas lautnya.
______061217 belajar tafakkur subhi, sambil nderek nyandar Guru (Romo Kyai Tanjung).
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.