Posted By Roni Djamaloeddin on February 22, 2013

Like dislike, cocok tidak cocok, ngeblok pro sana pro sini, adalah sangat wajar, lumrah, dan manusiawi.
Tapi, dalam jagad sirri ma’rifah (sirrun ma’nawiyyun, rasa yang telah bermakna akan tugas fungsi pekerjaannya, rasa yang cerdas pada Tuhannya), adalah virus SAMMUN QATILUN. Virus yang mematikan potensi hati nurani, roh, dan rasa.

Menghadapinya:

Pertama, menyadarinya bahwa hal itu adalah virus yang merusak citra jati diri dan fitrah diri.

Kedua, berusaha mengurangi, syukur syukur mampu (bisa) menghilangi like dislike dan sak balanya tersebut,  dengan menjaga diri agar tidak larut hanyut dalam kelikean dan tidak lari dalam suasana kedislikean. Diyakini bahwa semua ada kelebihan masing-masing, ada kekurangan masing-masing, dan semuanya juga dari Tuhan. Ujian bagi semua hamba.

Ketiga, menjadikannya sebagai PR abadi, from now ilallahdi, yg harus dipecahkan sendiri.

Keempat, memecahkannya dengan tafakkur mendalam, musyawarahan, diskusi mendalam, dan dengan senang hati mau minta kritik saran masukan dari sesamanya.

Kelima, mempraktekkannya bersama-sama dengan saudara seiman, secita-cita, dan setujuan. Dibarengi kemauan memperkaya diri dengan berbagai pengetahuan pemahaman pengalaman, dari mereka semua dan dari manapun (semakhluk) yang memungkinkan diserap sari pati hikmah kebaikannya.

Sayangnya;

Kebanyakan manusia cenderung dikuasai hawa nafsunya. Tidak mau mengerti, tidak mau belajar, tidak mau mencermati perihal nafsu itu seperti apa, yang mana, pekerjaannya apa saja dst-dsb. Karenanya, sangat dimungkinkan sering kalah (mungkin juga pasti kalah) bila berperang melawan nafsu. Lha dimana tidak kalah, musuhnya saja belum diketahui secara pasti, alat sarana tempur tidak tahu (juga tidak punya), juga strategi perangnya yang nol besar.

Karenanya, tidak heran bila dalam Qur’an disebut-sebut golongan yang menuhankan hawa nafsu….kasihan

Categories: GaDo-2
Tags: