MASAK ISLAM BEGINI?

Posted By on April 3, 2020

Diskusi itu mencoba mengurai dan mencerahkan :

  • Ukuran kebenaran itu apa?
  • Memang Rosul ada berapa?
  • Ada aliran Syiah, ada aliran Suni, ada aliran Tarekat, ada Ahmadiyah, ..dll. Masak Islam begini?

Adanya berbagai macam aliran dan berbagai jenisnya, karena ada yang berani mendirikan. Bahkan hingga berbagai macam agama, karena ada yang “memulai”.

Bedanya, kalau aliran yang mendirikan adalah syaih kyai ulama. Sedang agama yang memulai adalah Nabi Rasul-Nya. Sama-sama manusianya tapi beda fungsi dan tugasnya.

Naifnya, kebanyakan mereka meyakini benarnya masing-masing (yang ada pada golongannya). Hingga akhirnya tercipta jutaan aliran. Kebenaran tetap mutlak milik Tuhan.
Biarlah mereka ngugemi benarnya masing-masing.

Pada konteks yang luas, ada yang meyakini Rasul berhenti pada keyakinan (agama) masing-masing, biarlah.
Ummat agama A meyakini Rasul terakhir Nabi A, biarlah.
Ummat agama B meyakini rasul terakhir Nabi B, biarlah.
Biarlah mereka meyakini pemahaman keyakinannya masing-masing. Tidak perlu saling menyalahkan yang beda kepahaman keyakinan.

Dalam Islam sendiri, terpecah lebih dari 75 golongan, biarlah.
Yang rumongso bener dengan golongannya, biarlah rumongso bener. Hakim Agung (hakim Abadi) tetaplah Dzat Yang Maha Kuasa.

Yang jelas-jelas salah adalah yang merampas al Haq min Rabbika. Alias rumongso bener dengan alirannya golongannya sendiri. Sebab al Haq mutlak milik Yang Maha Kuasa.

Namun demikian, yang rumongso bener, biarlah. Yang rumongso salah, biarlah.
Hingga yang rumongso khotho’ wa nisyan, zaluman jahuula, letheking jagad, kemudian taubatan nasuha mengalir deras seiring masuk keluarnya nafas, yaa biarlah.

Yang penting, tetap rukun dengan mereka semua. Karena mereka semua adalah dulur makhluk manusia, saudara tunggal fitrah. Tidak perlu saling menghakimi, saling menyalahkan, apalagi saling hina saling bunuh.

Lakum dinukum waliyadin. (https://ronijamal.com/lakum-dinukum/)

_____110719–belajar sakdermo menyampaikan pengetahuan pemahaman walau satu ayat, dalam nderek nyengkuyung belo nyandar Guru (Romo Kyai Tanjung)

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.