MASIH LEBIH BAIK ANJING?

Posted By on February 14, 2024

Mungkin ada benarnya ungkapan Emily Dickinson : “Anjing lebih baik dari pada manusia karena mereka tahu tapi tidak mengatakannya.”

Sisi baik lainnya, sebagaimana kisah yang terjadi pada Abu Yazid al Bustomi. Kebetulan Beliau dipahamkan Tuhan tentang bahasa anjing yang kebetulan sedang berpapasan dengannya. Kisahnya bisa disimak dan dicermati di berbagai media.
(https://ronijamal.com/kisah-hikmah-dari-seekor-anjing/)

Lalu, dimana nilai rasionalnya hewan yang air liurnya saja termasuk najis mugholadoh, bisa dikatakan lebih baik dari manusia?

Pertama, semua hewan dicipta dalam keadaan memahasucikan Tuhan. Walaupun anjing yang menampak rakus serakah bahkan menakutkan, ia selalu bertasbih pada Penciptanya. Sementara manusia, cenderung lebih terjebak terkendali oleh hawa nafsunya. Sehingga banyak lupanya dalam memahasucikan Diri-Nya.

Kedua, semua sifat yang ada pada binatang, sejatinya menggambarkan sifat yang dipunyai manusia. Contohnya, sifat rakus pada anjing, tak sebanding sama sekali bila disandingkan dengan rakusnya manusia. Demikian pula sifat binatang lain seperti kambing, unta, merpati, tawon, …dst-dsb.

Ketiga, anjing yang menampak punya sifat buruk, tidak terima (mungkin tersinggung dan marah) ketika diprasangka buruk hina. Karenanya akan membalas dengan sikap dan caranya sendiri.

Keempat, anjing adalah kawulone Pengeran (hamba Tuhan), sama seperti kita. Maka Tuhan sang pemilik jiwanya, sangat logis bila mengutus memanfaat mengirimkannya dalam rangka mengingatkan ataupun memberi pelajaran pada manusia.

Kelima, anjing punya kelebihan tersendiri yang bisa dimanfaatkan manusia. Disamping punya kekurangan dan keterbatasannya. Bisa diambil hikmah pembelajaran bagi manusia, yang katanya makhluk paling sempurna, nyatanya justru tidak mampu memahami kesempurnaannya. (https://ronijamal.com/kesempurnaan-manusia/)

Jadi simpulnya, dari seekor anjing bisa belajar ngumawulo (menghamba yang baik) dihadapan Tuhan. Maka dengan sendirinya akan belajar menjadi manusia yang punya hikmah bijaksana dihadapan makhluk, terlebih dihadapan sesamanya.

___100224–belajar istikomah olah nalar olah roh olah rasa dalam nderek Guru (Romo Kyai Tanjung)
.

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.