MATI SLAMET
Posted By Roni Djamaloeddin on November 11, 2019
“Dan janganlah sekali-kali kamu mati, melainkan dalam keadaan mati slamet” (QS. 3:102).
Mati slamet itu apa?
Adalah mati yang selamat, bisa kembali akherat. Bisa pulang kepada Tuhan. Fitrah manusianya kembali menyatu lagi dengan Dzat Yang Maha Fitrah. Bagai setetes air laut yang cemplung lagi ke laut.
Karena itu, ciri-ciri mati slamet :
1. Jasad bosok. Jasad yang asalnya dari tanah, kembali ke tanah.
2. Hati ngadam. Ngadam artinya tidak ada. Dalam hati tidak ada lagi yang diingat-ingat selain isinya dzikir (ilmu dzikir).
3. Roh sirno. Sirno ke alamnya Tuhan. Asalnya roh (daya kuat) dari Tuhan, maka sirna kembali ke Tuhan.
4. Rasa (Sirr, fitrah manusia) pulang menyatu lagi dg Dzat Yang Maha Fitrah. Ilaa Rabbiha Nadziroh.
Ciri-ciri mati slamet tersebut adalah dari sudut pandang ilmu slametnya mati. Ilmu Nubuwah. Ilmu dzikir. Ilmu ngalimul ghaibi wasysyahadati.
Yaa ilmunya para nabi para wali. Yaa ilmu sangkan paraning dumadi. Ilmunya Imam Zaman Imam Mahdi . Ilmunya Wali Songo. Ilmunya Satriyo Piningit.
Jadi kalau ada jasad yang sudah lama mati tapi masih utuh, yaa biar saja. Tidak perlu dibahas/dibicarakan. Apalagi klaim-klaim benar atau salah.
Orang banyak mengatakan baik, yaa biarlah. Orang banyak menyebut “wali kependem”, yaa biarlah.
Kembali dan tergantung pada iman taqwa dan keyakinan masing-masing. Kembali pada kendali diri nafsu masing-masing.
Sebab mati itu urusan sendiri-sendiri. Karenanya, mahawajib belajar mengurus matinya sendiri-sendiri. Dengan “Ilmu Pati” yang Nabi Rasul gelar di planet ini. Yang secara silent disebut “ilmu hakekat”.
Sebagaimana perintah para Nabi : muutu qabla antamutu.
Juga wasiat khusus Beliau : fa’alaikum bisunnati wasunnati khulafaurrasyidin al mahdiyyin, ‘addu ‘alaiha binnawajidi.
Jadi gak perlu pusing atau bangga memikirkan jasad orang lain yang masih utuh, atau sudah hancur menjadi tanah. Perlulah pusing memikirkan masa mati nanti.
Yang perlu dikhusyuki, mati itu apa bagaimana. Kalau tidak punya ilmunya, kalau tidak punya Guru, apa ya mungkin bisa tahu paham dan bener ?
Apa mungkin otomatis bisa mulih ke asalnya, kalau tidak tahu (dan tidak mencari) jalan/pintunya mati slamet ?
Sedang ayat-Nya menyatakan : Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, bila kaum itu tidak mau mengubah nasibnya sendiri.
Apa mgkin kita paham integral deferensial kalau kita tidak mau belajar serius tentang ilmu integral deferensial?
Sekalipun berdoa siang malam mohon dipahamkan integral deferensial, tapi tanpa dibarengi usaha belajar keras, mustahil kiranya paham dengan sendirinya.
“Mustahil” kiranya Tuhan memberi kepahaman pada hamba tanpa ada usaha ikhtiar si hamba dalam mempelajarinya.
Terlebih perihal MATI SLAMET…..
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.