MENAKLUKKAN IRI DENGKI
Posted By Roni Djamaloeddin on September 30, 2021
Iri dengki adalah sifat watak “gawan bayi” (bawaan sejak lahir). Semua manusia memilikinya. Tak ada perkecualian. Ia tumbuh seiring dengan usia dan perkembangan akal nalarnya. Karenanya, lumrah sekali bila usia makin tua, iri dengki itu makin subur dan kuat.
Iri dengki merupakan pasukan tempur hati sanubari. Pasukan tempur lainnya : senang berlebihan, royal, hura-hura, serakah, dendam, membenci orang, tidak tahu kewajiban, sombong, tinggi hati, senang menuruti sahwat, suka marah, dan akhirnya gelap tidak mengetahui Tuhannya.
Sedang lawan sparing iri dengki adalah sabar lapang dada nrimo ing pandum. Adalah pasukan tempur hati nurani.
Antara iri dengki vs sabar lapang dada nrimo, tidak akan berfungsi bersama. Sebagaimana ketentuan : Allah tidak menjadikan bagi seseorang dua hati dalam rongganya (QS.33:4).
Aplikasinya, ketika iri dengki yang berkuasa, maka sabar lapang dada nrimo tenggelam (atau mati). Sebaliknya, bila sabar lapang dada nrimo mulai tumbuh subur, maka iri dengki yang mati.
Sementara default-nya manusia, yang tumbuh subur sejak bayi adalah sanubarinya. Sedang nuraninya, cenderung mati. Atau sangat tergantung manusianya sendiri dalam memproses mengolah mendidik dan membelajari kecerdasan nuraninya sendiri.
Masalahnya, mungkinkah nurani itu tumbuh dengan sendirinya?
Mungkinkah iri dengki itu patuh takluk dengan sendirinya?
“Dan aku (Yusuf) tidak membebaskan diriku (dari dosa kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku (QS.12:53).
Nabi Rasul saja tidak mampu menjamin diri Beliau membebaskan diri dari nafsunya. Namun hanya Tuhan yang kuasa menurunkan rahmat, sehingga nafsu patuh tunduk dijadikan tunggangan ilaihi rooji’un.
Berdasar pengalaman berguru kami, turunnya rahmat Tuhan sehingga menjadikan iri dengki takluk, dan kemudian menumbuhsuburkan hati nurani, kriterianya adalah :
- Menjalankan perintah : fas-alu ahladzdzikri inkuntum laata’lamuna. Bertanyalah (bergurulah) pada ahli dzikir bila tidak tahu apa bagaimana dzikir itu (QS.21:7). Yang dinyatakan dibuktikan dengan yubayi’unaka (melakukan baiat, al Fath 10). (https://ronijamal.com/guru-suci/)
- Berguru kepada ahli dzikir tidak akan pernah sama dengan membaca buku, browsing internet, diskusi seminar zoom dlsb, apalagi hanya duga kira prasangka. Sebab ahli dzikir itu adalah sosok manusia pilihan Tuhan yang nuraninya dijadikan maqam di dzikir. Tidak pernah lepas satu detik pun dari dzikir. Sehingga tidur pun dalam keadaan dzikir.
- Patuh tunduk menjalani perintah yang menunjukkan ilmu dzikir, seperti patuhnya malaikat dihadapan Khalifah Adam. Atau dalam bahasa sufinya : kalmayyiti bayna yadi alghosili. Memberlaku diri bagaikan mayat dihadapan yang memandikan/mensucikan.
- Melanggengkan eling isinya ilmu dzikir bersamaan dengan masuk keluarnya nafas.
Bebarengan pula dengan mujahadah memerangi menundukkan menaklukkan iri dengki srei dan pasukan sanubari lainnya. - Mengabadikan niatan belajar menjadi murid dalam dada yang paling dalam. Sehingga sadar sepenuhnya bahwa menyelami ilmu dzikir itu minal mahdi ilallahdi, sampai nafas terakhir.
- Tansah sumende nyuwun pangestu yang memberi menunjukkan ilmu dzikir dimanapun kapanpun. Menyadari bahwa syafaat rasulullah itu turunnya sekarang ini, bukan setelah kiyamat nanti.
- Sadar sepenuhnya bahwa manusia bisa berusaha belajar sangat keras, namun endingnya Tuhan yang menentukan berhasil tidaknya. Termasuk berhasil tidaknya usaha menaklukkan iri dengki.
___210921–belajar sparing menaklukkan sanubari dalam nderek Guru (Romo Kyai Tanjung).
.
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.