MENGAPA ADA CERAI?
Posted By Roni Djamaloeddin on October 17, 2021
Alasan utama, karena manusianya yang memilih cerai. Andai mampu bertahan, walaupun dihantam ribuan alasan yang mengarah perceraian, akan sanggup bertahan. Bahkan mengubahnya menjadi pupuk yang menyuburkan pernikahannya.
Alasan klasiknya, karena pesan sponsor yang menghendaki cerai. Sponsornya bisa orang tua, ortu angkat, pihak ketiga keempat kelima dan seterusnya. Bahkan dimungkinkan campur tangan makhluk gaib.
Mengapa memilih cerai?
Ratusan alasan materi dan non materi yang melatarinya. Semisal :
Karena beda visi misi kehidupannya.
Karena penghasilan tidak sesuai harapan.
Karena ingin coba-coba atau menaklukkan.
Karena sangat beda kenyataannya dibanding saat perkenalan.
Karena minimnya pemahaman tentang pernikahan.
Dan seterusnya dan sebagainya, yang tentunya masing-masing pelaku cerai punya pengalaman alasan yang berbeda.
Kemudian apa bagaimana tips strategi agar cerai bisa dihindari?
Pertama, niat tekad menikahnya secara kaffah, menyeluruh. Yaitu meliputi merasuk ke dalam empat dimensi unsur penciptaan sekaligus. Menikah yang meliputi dimensi jasad, hati, roh, rasa.
Sehingga praktiknya, ketika masalah pernikahan meruncing karena alasan materi non materi, maka diunggahke atau dijerukan dalam wilayah hati. Yaitu perihal niatannya, bahwa menikah adalah nderek dawuh Gusti, sebagai sarana menyuburkan dzikir, menyatukan visi misi mulih ke akhirat.
Kemudian semisal visi misi menikah sudah sama, juga sama-sama menyadari sebagai sarana menyuburkan dzikirnya, sama-sama mengokohkan cita-cita mulia mulih maring Gusti, tapi merasa tidak sanggup melanjutkan bahtera pernikahannya, maka diunggahke atau dijerukan pada wilayah roh.
Yaitu belajar berlatih untuk tidak ngaku. Belajar mengakui bahwa pasanganku adalah bukan milikku, walau tersurat milikku. Ia tetaplah kagungane Gusti.
Sambil belajar istikomah memotivasi diri.
Saya harus tetap merawat kagungane Gusti, walaupun rasanya sangat berat tidak cocoknya. Tuhan telah memilihkan untukku, maka saya harus bisa menerima pilihan Tuhan. Saya harus belajar ikhlas menerima. (https://ronijamal.com/belajar-ikhlas/)
Kedua, tips strateginya adalah mengembalikan masalah megaberat pernikahan (yang nyaris cerai) kepada Tuhan dan Utusan-Nya.
Mengembalikannya kepada Tuhan dengan cara menafikan masalahnya, dan mengitsbatkan Wujud Tuhan. Sekaligus sambil belajar yakin pasti bahwa tidak ada masalah berat dihadapan Tuhan. Masalah itu hanya pada diri saya. Karenanya, bila rasa hati dan penalaran telah nyemplung pada Tuhan, sirna dengan sendirinya masalah beratnya.
Kemudian bila belum sanggup menafikan masalah beratnya, maka kembalikan pada Utusan-Nya. Sang Utusan yang selalu dihadirkan Tuhan dalam setiap zaman, semenjak Nabi Adam hingga kiyamat. (https://ronijamal.com/kamu-siapa/)
Ketiga, membuka diri untuk konsultasi dengan mereka yang dipandang mampu mengurai masalahnya. Boleh juga konsultasi dengan ahlinya (konsultan pernikahan). Atau sekedar ngopdar ngobrol denganku, siapa tahu ada pintu solusi…..hehehe.
___121021–sparing akal nalar dan pengalaman dalam nderek Guru (Romo Kyai Tanjung).
.

Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.