MENGAPA ADA KEHIDUPAN KEMATIAN?
Posted By Roni Djamaloeddin on March 8, 2024
Hal paling mendasar menjalani kehidupan dunia adalah menemukan jawaban pasti mengapa ada kehidupan dan kematian. Sebab, tanpa mengenali visi misi tersebut, hidup jadi tidak jelas. Tidak punya arah. Ibarat kapal di tengah samudra tanpa nahkoda, terombang ambing tanpa tujuan pasti.
Lantas, ada apa dibalik kehidupan dan kematian?
Ada yang berpedoman bila Tuhan menciptakan jin dan manusia hanya untuk menyembah-Nya.
Ada yang meyakini “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal”.
Ada pula yang memastikan diri sangat wajib mengerti memahami asal sangkan parani dumadi.
Dan masih banyak lagi pemahaman peyakinan rasional lain yang relatif benar adanya.
Namun, pemahaman pengalaman olah nalar olah rasa kami, yang “lebih benar” adalah memecah nalar menemukan jawaban pasti mengapa Tuhan mendamparkan makhluknya, yang tidak hanya manusia, dalam kehidupan dunia.
Sebagai fakta pengalaman berguru, dibarengi olah nalar olah rasa, hasilnya diantaranya :
Pertama adalah perkara amanah. Amanah yang telah disanggupi manusia ketika masih di alam arwah (alam dzar, alam fitrah). Termaktub dalam Al Ahzab 72 : Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.
Lhaa…amanah itu apa bagaimana?
Pengalaman berguru kami yang menjadikan paham yakin pasti bahwa amanah adalah perihal persaksian. Yaa… persaksian hamba dihadapan Tuhan ketika di alam arwah dulu. Semua manusia telah bersaksi (melihat sendiri) mengadanya Wujud Tuhan. Kemudian berani berkata : qaalu bala syahidnya. Betul wahai Tuhan, Engkau adalah Tuhan kami, kami menjadi saksi (melihat secara pasti).
Yang bersaksi waktu itu bukan mata kepala, bukan otak akal pikiran, tapi mata hati. Mata hati yang adalah rasa (Sirr, bhs Arab). Adalah fitrah manusia (bukan roh yang umumnya dipahami). Dimintai persaksian karena telah kemlelet kemlinthi pongah menyanggupi amanah, padahal tidak ditawarkan pada manusia. Melainkan pada langit, bumi, gunung.
Kedua, setelah berani sanggup menerima amanah, maka dibuatlah sarana/alat untuk menguji kesanggupan tersebut. Yaitu didamparkan dalam kehidupan dunia. Dilengkapi dengan sarana pelengkap yang sempurna, termasuk binatang bintang planet makrokosmos mikrokosmos dlsb.
Diberi modal yang sama, juga pinjaman yang sama. Otak yang sama, organ sistem organ tubuh yang sama, indra yang sama. Dibekali kendaraan super canggih yang sama, berupa tujuh macam nafsu (https://ronijamal.com/tujuh-macam-nafsu/). Juga tiupan (pinjaman) roh (daya kuat Tuhan) yang sama. (https://ronijamal.com/mengapa-kita-dipinjami-roh/)
Ketiga, setelah proses penyempurnaan jasad selama 9 bulan 10 hari telah usai, barulah diterjunkan di alam dunia. Ditandai dengan kelahiran yang diiringi tangisan keras membahana. Dari sinilah proses ujian kesanggupan memikul amanah dimulai. (https://ronijamal.com/kontemplasi-mengapa-bayi-lahir-menangis/)
Terus, untuk apa dan bagaimana mestinya mengisi kehidupan ini? Diantaranya :
- mencari dan menemukan ilmu paling utama yang mesti dibelajari diselami, hingga wa’bud rabbaka ?att? ya`tiyakal-yaq?n
mampu dirasakan (https://ronijamal.com/ilmu-paling-utama/) - memproses mentarget diri menjadi pembelajar sejati (https://ronijamal.com/pembelajar-sejati/)
- belajar mewujudkan perintah Nabi Saw muutu qabla antamutu (https://ronijamal.com/seri-soal-solusi-mati-sebelum-mati/)
Keempat, setelah proses ujian kehidupan usai, maka dimatikanlah jasad (kendaraan) ini. Perhitungan yang sangat³ rumit, pertanggungjawaban yang sangat³ njlimet, maupun kebangkitan kesadaran yang mahaluarbiasa dimulai.
Karenanya, sebelum kematian itu tiba, mesti membekali diri dengan pemahaman peyakinan ada apa dengan mati. Disertai penyiapan ilmunya, lakon pitukon khususnya, klasifikasinya, belajar matinya, …dst-dsb.
- https://ronijamal.com/klasifikasi-mati/
- https://ronijamal.com/mati-slamet/
- https://ronijamal.com/bolehkah-memikir-kiamat/
Sampai pada akhirnya, menegakkan wasiat Nabi Saw utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi. Tuntutlah ilmu sejak buaian sampai liang lahat. Adalah ilmu yang mengenalkan kembali fitrah manusianya, yang tidak lain adalah ilmunya mati. Ilmu pulang menyatu kembali dengan Dzat Yang Maha Fitrah. Kemudian berniat tekad kuat jihad akbar memproses menjalani sampai nafas terakhir.
___200224–belajar istikomah tumakninah nderek Guru (Romo Kyai Tanjung)
.

Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.