MENJADI MANUSIA
Posted By Roni Djamaloeddin on February 12, 2021
Menjadi manusia karena akhlaknya.
Menjadi manusia karena jiwanya.
Menjadi manusia karena hatinya.
Menjadi manusia karena fitrahnya.
Menjadi manusia karena Tuhannya.
Menjadi manusia karena akhlaknya.
Adalah manusia yang akhlak perangainya selalu belajar mengitbak akhlak pribadi rasul-Nya. Sebab hanya pada Rasul, manusia super yang akhlaknya sempurna.
Hanya pada Rasul, yang merupakan Wakil Khalifah Tuhan yang menjulur di muka bumi.
“Sesungguhnya aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik.” (HR. Ahmad 2/381).
Implikasinya, menjadi manusia karena akhlaknya mesti belajar menyelami akhlak yang mulia dan terpuji : al amin, sidiq, amanah, tabligh, fatonah, pribadi mulia, sejuk, andap asor, … dst-dsb. Walau nyatanya mungkin hanya sepersekian kulitnya bawang.
Menjadi manusia karenanya jiwanya.
Adalah menjadi jiwa yang sesuai kehendak Tuhan. Jiwa yang Rabbani. Jiwa yang jauh dari watak serakah angah-angah, iri dengki meri, dan puluhan jenis macam virus jiwa lainnya.
Memenuhi panggilan Tuhan :
y? ayyatuhan-nafsul-mu?ma`innah…dst.
Wahai jiwa yang tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang bahagia lagi diridhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku (Jamaahnya utusan-KU).
Masuklah ke dalam surga-Ku.
Menjadi manusia karena hatinya.
Adalah menjadikan hati nurani berfungsi dominan dalam dadanya.
Yang istilah lainnya qalbun nuraniyun lathifun rabbaniyyun.
Adalah hati tempat mengalirnya Nur Cahaya Tuhan. Dibuat dari cahaya.
Cahayanya Nur Muhammad.
Cahaya Diri-Nya Dzat Yang Mutlak Wujudnya.
(http://ronijamal.com/nurani/)
Bukan lagi hati sanubari yang menguasai dan ter-default dalam dadanya.
Tempat markasnya nafsu lawwamah :
Sombong, tinggi hati, semuci, berlebihan, ujub, riya, dusta, senang menganiaya, melupai kewajiban, acuh terhadap mengadanya kebenaran. (http://ronijamal.com/sanubari/)
Menjadi manusia karena fitrahnya.
Adalah manusia yang telah kenal pasti fitrah dirinya sendiri. Otomatis kenal pasti Dzat Yang Maha Fitrah.
Kenal pasti karena telah digurukan, disekolah, disorogkan pada ahlinya (wakil-NYA, khalifah-NYA, yaa rasul-NYA).
Menjalani perintah : fas-alu ahladzdzikri inkuntum laa ta’lamuuna.
Bertanyalah (bergurulah) pada ahli dzikir bila kamu tidak tahu apa bagaimana dzikir itu dilakukan.
Bukan lagi manusia yang duga kira prasangka atas fitrahnya sendiri. Yang otomatis juga duga-duga kira-kira mengadanya Dzat Yang Maha Fitrah. Otomatis pula gelap buta pada Tuhannya, yang lebih dekat dari nafasnya sendiri.
Akhirnya,
Menjadi manusia karena Tuhannya.
Tahu pasti dan sadar diri mengapa Tuhan mesti mendamparkan dirinya pada dunia.
Yang fana, fatamorgana, bayang-bayang ilusi, yang hakekatnya faanin (tidak ada).
Sehingga kemudian,
Hidup dan kehidupannya berusaha selalu bergantung pada-Nya. Dengan tetap bekerja kerja, memiliki etos kerja etos pikir yang tinggi, bahkan profesional dibidangnya.
Memadu harmonis ikhtiar dan tawakkal.
Namun dengan tetap menjaga hati dan nafasnya yang tidak berani melupai Diri-NYA.
Dan selalu memohon ditunjukkan jalan-NYA yang lurus. Jalannya para nabi rasul yang nyamar halus lembut tembus langit. (http://ronijamal.com/tunjukkan-jalan-yang-lurus/)
_____080121–belajar istiqomah nderek Guru (Romo Kyai Tanjung).
.
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.