MERANGKUM MAKNA PARSIAL
Posted By Roni Djamaloeddin on January 21, 2022
Makna parsial, atau bisa disebut makna sempit, atau makna potongan/bagian, terjadi karena sempitnya cara pandang terhadap satu masalah. Hal demikian terjadi karena sempit cupetnya cara berpikir. Rendahnya wawasan. Sedikitnya bank memori. Juga lemahnya kemampuan menalar mengeksplorasi akal nalarnya.
Juga, disebabkan menutupnya diri dari informasi luar. Membentengi diri dari informasi yang belum pernah diterima. Didukung merasa cukup merasa puas merasa benar merasa berpengalaman merasa keturunan trah suci, …dst-dsb.
Kalau dianalogi, bagaikan katak di dalam tempurung, yang merasa ngerti merasa hebat dibanding pemahaman pengalaman rajawali terbang tinggi. Sungguh terlaaaluu.
Terus, bagaimana merangkum makna parsial yang demikian?
Pertama, modal dasarnya adalah nglenggono lapang dada, sabar, dan tawakkal menghadapi berbagai macam perbedaan persepsi. Sebab bila tidak kuat, justru hanyut dalam perdebatan. (https://ronijamal.com/berhenti-debat/)
Kedua, memberi pemahaman penalaran bila ilmu Tuhan itu luar biasa banyaknya. Andai lautan semua dijadikan tinta untuk menulis ilmunya Tuhan, tidak akan pernah cukup. Maka sangat tidak layak bila mengklaim memiliki pemahaman makna yang paling benar.
Ketiga, memahamkan untuk belajar menyadari bahwa bagaimana pun cerdas bijaknya manusia, ilmu yang telah diserap dibelajari itu sangat² sedikit dihadapan Tuhan. Di atas langit masih ada langit. Maka tidak boleh puas bangga, dan selalu belajar untuk menjelajah mendaki langit ilmu.
(https://ronijamal.com/di-atas-langit/).
Keempat, perlu sesering mungkin melakukan sparing akal nalar, mencari menggali info yang tinggi hikmah, agar pecah pemikiran penalarannya. Bahwa di luar sana sangat banyak ilmu hikmah yang belum pernah tersentuh. Sehingga dengan sendirinya akan membuka diri, membuka akal nalar, sekaligus belajar ambles ing bumi. Mempraktikkan ilmunya padi, makin berisi makin merunduk. Semakin menyadari bila ilmu hikmah yang dimiliki semakin kecil dan tidak ada apa-apanya dihadapan Tuhan.
Kelima, tidak merasa bener dan tidak ngotot benernya adalah wilayah pemahaman kecerdasan hati nurani dan roh. Karenanya perlu bekal super khusus ilmu perihal hati nurani, roh, dan rasa. Namanya ngalimul Ghaibi wasysyahadati. Ilmu menyaksikan Dzat Al Ghaib Yang Maha Wujud.
Begitulah, tips merangkum makna parsial yang sering terjadi di sekeliling kita. Harapannya sedikit membantu mencerahkan mereka yang terjebak paham parsial. Kemudian dada sedikit menjadi jembar, bening, suci mensucikan, bagai seluas samudra.
_____180122–belajar share pemahaman pengalaman dan nderek Guru (Kyai Tanjung).
.
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.