MEROKOK FISSILMI KAAFFAH
Posted By Roni Djamaloeddin on December 16, 2021
Mengikuti pro kontra hukum merokok, tidak akan pernah habis. Sekalipun nafas itu telah berhenti, perdebatannya tidak akan pernah selesai. Dilanjutkan anak-anak zamannya. Karenanya, biarlah ia menjadi bagian dari kembange zaman. Menyelami mempraktikkan eskplorasi makna lakum dinukum. (https://ronijamal.com/lakum-dinukum/)
Yang terpenting adalah belajar bijak menyikapi. Tidak menyalahkan yang kontra, juga tidak mendewakan yang pro. Pun sebaliknya, tidak tangasub yang kontra, juga tidak antipati yang pro merokok. Biasa saja, wajar saja.
Bukti empiris sangat banyak. Riset ilmiah kandungan kimianya, penelitian pada aktifis perokok, sumbangsih pada kas negara, hingga nilai kemanusiaan (lapangan kerja), datanya umbrukan di jagad maya.
Namun, yang sangat³ minim data adalah nilai-nilai syareat tarekat hakekat makrifat di saat merokok. Atau singkatnya, nilai Islam Kaaffah ketika sedang rokok.
Pemahaman pengalaman kami berguru dan menjalani Islam Kaaffah [https://ronijamal.com/islam-kaaffah/], merokok sama halnya memenuhi kebutuhan makan minum semprot parfum. Yang beda obyek bendanya, serta organ pengguna penikmatnya.
Nilai-nilai Islam Kaaffahnya, secara syareat (berkaitan dengan jasadiah), rokok yang dihisap adalah rokok yang halal. Pembelian sendiri, usaha sendiri. Juga tidak bergantung pada pemberian orang lain. Sah, halal, pasti, telah dikantongi dan dijalani.
Nilai tarekatnya (berkaitan dengan hati nurani), saat mulut menghisap rokok, dibarengi dengan hati mengingat (ngeling²) isinya ilmu Dzikir. Menjaga istiqomahnya hati dalam dzikir, di saat menjalani aktifitas apapun : makan minum merokok bekerja bersantai …. dan bersegalanya. (https://ronijamal.com/aktifitas-yang-kaffah/)
Nilai hakekatnya (berkaitan dengan roh), saat menghisap rokok, hati mengingat (ngeling²) isinya Dzikir. Dibarengi kesadaran bahwa bisanya merokok, kuatnya membeli rokok, juga bisanya berdzikir, adalah karena Daya Kuat Tuhan. Karena adanya pinjaman roh dari Tuhan.
Sehingga saat merokok pun, roh-nya dibelajari nginjen² daya Kuat Tuhan. Sadar sejatinya Yang Kuat Yang Bisa, juga yang Obah Osik hanya Tuhan sendiri. Yaa isinya ilmu Dzikir.
Kemudian nilai makrifatnya (berkaitan dengan rasa), saat menghisap rokok, yang dirasa-rasakan nikmat adalah nikmatnya isine Dzikir. Rasa nikmatnya rokok dipancat menikmati isinya Dzikir. Jadi bukan berhenti pada nikmat rokoknya, tapi dipancat (dialihkan dislimur ditilap) menuju nikmatnya merasakan dzikir.
Sama persis dengan aktifitas makan minum. Melupakan nikmat makanan minumannya, tapi menikmati isinya dzikir.
Bisakah?
Berbanding lurus dengan : man jadda wa jada, lakon pitukon, juga tumemen tinggen dalam nderek nyandar pemberi ilmu dzikir.
Belajar menerapkan perintah : utlubul ‘ilma minal mahdi ilal lahdi. Istilah kerennya, long life education.
_____131221–belajar olah nalar olah roh olah rasa dan share pemahaman pengalaman dalam nderek Guru (Romo Kyai Tanjung).
.

Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.