NAFSU vs SETAN

Posted By on September 3, 2022

Di berbagai literasi, nafsu adalah keinginan (kecenderungan, dorongan) hati yang kuat untuk berbuat kurang baik.
Sedang setan adalah makhluk (dalam agama Samawi) yang menggoda manusia untuk berbuat jahat. Istilah “setan” awalnya digunakan sebagai julukan untuk berbagai entitas yang menantang kepercayaan iman manusia (dalam Alkitab Ibrani).

Sementara dalam pandangan kyai ulama tokoh rohaniwan, sangat mungkin berbeda pendapat. Bisa dijadikan kazanah pengetahuan pemahaman baru. Dan tentunya, perbedaan definisi tersebut bisa diserap saripatinya. Kemudian disimpulkan oleh nalar rasional bersama nurani secara harmonis.

Pengalaman kami dalam berguru ilmu tauhid (yaa ilmu makrifat, ilmu nubuwah, ilmu sangkan paraning dumadi, dlsb), nafsu adalah pengaruh dari dalam diri yang tidak sejalan dengan kehendak Tuhan. Sedang setan adalah pengaruh dari luar diri yang tidak sejalan dengan kehendak Tuhan.

Contoh pengaruh dari dalam ada nafsu buruk jahat, juga ada nafsu baik mulia, yang diaku (dirumangsani) baik mulianya.
Sedang contoh pengaruh dari luar diri; media yang menyajikan/mengajak tindak asusila kriminal, teman yang mempengaruhi pikiran untuk menyimpang, …dlsb.

Secara garis besar, nafsu dibedakan menjadi dua : nafsu buruk jahat dan nafsu baik mulia. Nafsu buruk jahat bermarkas di hati sanubari. Sedang nafsu baik mulia bermarkas di hati nurani.

Nafsu buruk jahat ada dua : nafsu amarah dan nafsu lawwamah. Tentara nafsu amarah : marah, emosi, serakah, dengki, dendam, iri, membenci orang, tidak tahu kewajiban, sombong, tinggi hati, …dlsb.
Sedang tentara nafsu lawamah : acuh, senang memuji diri, pamer, senang mencari aibnya orang lain, senang menganiaya, berdusta, pura-pura tidak tahu kewajiban.

Sedang nafsu yang baik mulia ada lima : mulhimah, muthmainnah, radiyah, mardiyah, kamilah. Tentara lengkapnya ada di : https://ronijamal.com/tujuh-macam-nafsu/

Kedua golongan nafsu tersebut, tetaplah nafsu. Walaupun ada nafsu yang baik sempurna. Diberikannya nafsu fungsinya adalah sebagai kendaraan fitrah manusianya mulih (pulang menyatu) dengan Dzat Yang Maha Fitrah.

Maksud kendaraan adalah untuk ditundukkan dijinakkan ditunggangi agar sirep lerep, tidak ngaku baik mulianya, tidak ngaku sempurnanya. Sebab hakekatnya yang bisa, yang mulia sempurna hanya Dzat Tuhan Yang Maha Wujud.

Tanpa menunggangi nafsu, petunjuk guru kami, perjalanan (mulih) menuju Tuhan butuh waktu tiga ribu tahun. Namun bila menunggangi nafsu, seumur masing² bisa sampai.

Sedangkan cara menundukkan menunggangi nafsu, sekaligus memerangi setan, adalah dengan menyelami merasuki ilmu dzikir tujuh. Ayatnya menyebut “Sab’a tharaiqa” (al Mukminun 17). (https://ronijamal.com/7-buah-jalan/)

Sebab tanpa menyelami merasuki ilmu dzikir tujuh, mustahil fitrah manusianya bisa menunggangi tujuh macam nafsunya. Apalagi antara nafsu dan setan terjadi hubungan yang sangat mesra, sangat harmonis.

Misalnya, ketika muncul rasa berat dan rasa malas melakukan mujahadah fidak, kemudian ada teman mengajak ngobrol ngopi ngemall. Maka teman inilah yang disebut setan. Maka tak heran ada istilah setan doyan sambal.

Bilamana hal demikian sering terjadi, dan tidak segera dijihadulakbari, maka akibatnya semakin jauh atau semakin naif melakukan mujahadah fidak. Dengan sendirinya semakin jauh perjalanan menuju Tuhannya.

Jadi simpulnya, antara nafsu dan setan terjalin hubungan kerja sama yang sangat akrab dan harmonis. Mulai nafsu yang kasar, meredam marah emosi (https://ronijamal.com/meredam-marah-emosi/), menaklukkan iri dengki (https://ronijamal.com/menaklukkan-iri-dengki/), hingga nafsu yang mulia.

Semakin muncul dan tumbuh nafsu yang baik mulia, apalagi nafsu sempurna (nafsu kamilun), maka semakin berat ujian yang harus dihadapi dan dijinakkan. (https://ronijamal.com/ujian-terberat/).

Akhirnya, hanya Tuhan yang mampu menggeret menghantar semangat hamba menjinakkan dan menunggangi tujuh macam nafsunya. Terlebih ribuan tentara setan yang selalu gentayangan dalam semua unsur sendi kehidupan.

_____300822–belajar share pemahaman pengalaman dalam nderek Guru (Kyai Tanjung).

.

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.