Posted By Roni Djamaloeddin on June 8, 2024
Filosofi lima jari menyatakan ketika satu jari menunjuk orang lain, pada saat yang sama keempat jari lain menunjuk diri sendiri. Filosofi ini bila ditransliterasi dalam alat (pelajaran) berpikir POL (pandangan orang lain), maka saat jari telunjuk menunjuk orang lain, saat itu juga sedang menzalimi diri.
Demikian pula fakta nyata perihal kebisaan kita. Bisa membaca menulis, bisa bekerja, bisa menghidupi mencukupi kebutuhan keluarga, bisa mendidik dan interaksi dg orang lain, …dst-dsb, maka kebisaan yang (cenderung) diaku, dirumangsani bisa kita kuat kita, adalah menzalimi diri. Sebab menabrak ayat : Sesungguhnya bukan kamu yang melempar ketika kamu yang melempar, tetapi Allah lah yang melempar (al Anfal 17).
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on May 14, 2024
Pemahaman pada umumnya, yang dikatakan nafsu adalah watak sifat perangai jelek buruk jahat, atau mengganggu/merusak diri ataupun orang lain. Seolah tidak pernah kenal atau mungkin belum pernah dengar sama sekali bila nafsu itu ada yang baik.
Analogi sederhananya, bagai siswa setaraf TK SD. Maka mereka belum tahu sama sekali yang namanya kalkulus integral diferensial. Karenanya mesti maklum dan lapang dada atas belum pahamnya. Sehingga perlu edukasi dan sosialisasi yang sejuk masif dan kontinyu.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on May 13, 2024
Salam sejahtera, semoga ridho dan maghfirah-Nya selalu tercurah pada kita, Ammin.
Mohon maaf sebelumnya, bila diperbolehkan, saya hanya mengingatkan, mengkritisi, atau memberi masukan.
Dari berbagai ts yg saya baca, semoga guru tidak didudukkan sebagai rasul/nabi atau bahkan Tuhan.
__________________________Nn, al faqir.
Matur suwun diingatkan.
Tidak mungkin bisa dipungkiri, kita bisa membaca menulis seperti saat ini, karena guru. Kita bisa bersosial bermasyarakat punya etika tatakrama, juga karena guru.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on April 30, 2024
Mengapa hidup membosankan? Tampaknya jawabnya cukup sederhana : karena tidak punya tujuan hidup. Atau mungkin sudah punya tujuan hidup, tapi masih mudah larut hanyut dalam masalah. Atau sudah punya tujuan hidup, tapi ia masih berada di bawah kolong langit.
Contoh sederhana, seseorang punya tujuan hidup menguasai (menjadi juara) dunia. Lhaa…ternyata banyak orang juga punya tujuan yang sama. Maka terjadilah persaingan didalamnya. Baik persaingan sehat, persaingan tidak sehat, atau bahkan saling sikut menyingkirkan. Sehingga ketika kalah dalam persaingannya, mudah terjebak jeratan rasa bosan jenuh frustasi mutung marah benci dendam dlsb.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on April 23, 2024
Mencermati hadits “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga perkara : yaitu shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya” (HR Muslim). Implikasinya, orang yang sudah meninggal itu tidak bisa bertaubat lagi. Raga sebagai sarana/alat taubat sudah dikubur, sudah expired. Sudah habis masa pakainya.
Namun, dengan dikuburnya jasad, masih ada tiga perkara yang menyebabkan masih mengalirkan amal sholeh.
Pertama, shodaqoh jariyah. Misalnya, ketika masih hidup dulu mewaqafkan tanah atau bangunan untuk kemaslahatan. Maka selama bangunan itu digunakan untuk kegiatan kemaslahatan, akan mengalirkan “pahala” pada pemiliknya yang sudah meninggal.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on April 19, 2024
Thaha 14 menyurat : wa aqimishsholata lidzikrii. Dan dirikan sholat untuk mengingat-ingat Aku/Ingsun (Wujud Cahaya Tuhan).
Apakah ini sebuah jalan lurus?
Maka jawab pastinya : iyya, jalan lurus-Nya. Jelas nyata ayat-Nya.
Lalu, apakah saat mengerjakan sholat, otomatis berada di jalan lurus?
Belum tentu. Karena banyak aktifitas batin selain dzikir. Semisal mengingat arti bacaan sholat, mengingat tempat suci, teringat hutang pekerjaan dendam …dlsb.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on April 9, 2024
………………………………..
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillaahil hamdu.
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah.
Alhamdulillah was-syukrulillah, di hari yang berkah dan fitri ini, kaum muslimin di seluruh penjuru dunia mengagungkan kalimah takbir tahmid dan tahlil. Dibarengi menghaturkan syukur sekaligus munajat kehadirat Allah SWT. Serta harapan mulia, semoga segenap ibadah yang telah dilakukan selama bulan suci Ramadhan, mampu mengantarkan jiwa menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Amin.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on March 31, 2024
Berpikir indif adalah berpikir dengan cara mengaplikasikan rumusan teori integral diferensial secara bersama dalam kasus kehidupan sehari-hari. Berpikir menuju derajad (pangkat) yang lebih tinggi dan atau berpikir menuju derajad (pangkat) yang menurun (turunan). Indif sendiri adalah akronim dari istilah integral diferensial.
Berpikir indif adalah salah satu alat/sarana meningkatkan ketrampilan berpikir. Ia merupakan salah satu materi Thinking Skills yang kami ajarkan. Harapannya, mengantar praktisinya setingkat lebih bijaksana.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Thinking Skill |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on March 21, 2024
Assalamualaikum…kita sedang di uji atau sedang di Azab pak Ustadz ?
Kejadian Palu itu mengerikan…susah untuk bisa di pahami secara nalar…bumi bagaikan kertas dibuat oleh yg punya Kuasa Allah SWT….
———————————————————–
Kalau #persepsi saya, yaa azab.
Mengingatkan kita pada sejarah jaman nabi rasul terdahulu. Bahwa azab-Nya ditimpakan pada mereka yang tidak percaya, bahkan memusuhi Rasul-Nya yang mengada ditengah-tengah mereka (manusia sak donya). Dan jaman sekarang pun, Rasul-Nya ada di tengah-tengah manusia dunia.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on March 15, 2024
……….
………..
Jamaah Jum’at yang berbahagia
Keenam, puasa sebagai latihan belajar tak berdaya. Dengan puasa, kita melatih diri mengakui sepenuhnya bahwa segala kekuatan yang ada pada diri kita, adalah dari Tuhan dan menjadi hak-Nya semata. Sebagaimana firman-Nya QS. Al Kahfi 39 : “…laa quwwata illa billah”. Tidak ada daya kekuatan kecuali dari dan milik Allah semata. Semua kekuatan adalah milik Allah. Termasuk didalamnya kekuatan berpuasa, kekuatan berpikir, kekuatan bernafas, kekuatan fisik, maupun berbagai bentuk kekuatan lainnya.
……….
Selengkapnya :
Kategori: Khutbah Jum'at |
No Comments »