Posted By Roni Djamaloeddin on January 17, 2023
Ketika melihat polah anak kecil yang tidak karuan atau bahkan berlawanan dengan pemikiran kita, maka kita segera menyadari kalau ia memang anak-anak. Belum bisa berpikir—apalagi membedakan—mana yang baik dan mana yang tidak. Maka, pantas saja bila ia berlaku demikian.
Ketika seorang anak “mau”-nya bekerja (menjalankan perintah orang tua) hanya karena imbalan, maka orang tua akan menasehati bahwa hal demikian tidak benar. Hati kecilnya berharap semoga pemikirannya lekas dewasa. Jangan sampai mempunyai mental mau bekerja (bantu orang tua) karena pamrih imbalan. Dibarengi permohonan kepada Tuhan agar si anak diberi kesadaran bahwa mengerjakan perintah orang tua adalah wajib bagi seorang anak, dan seharusnya pula dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on January 5, 2023
Beragam persepsi para ahli syareat terhadap pelaku tasawuf. Ada yang memprasangka tasawuf itu sesat. Tasawuf itu menyimpang dari Islam. Tasawuf itu tidak diajarkan Nabi Saw. Tasawuf itu tidak termaktub dalam Quran Hadits, …dst-dsb.
Persepsi miring demikian lumrah sekali. Sebab memang belum mengerti. Belum pernah mendengar langsung apa itu tasawuf dari ahlinya. Juga belum pernah menyelami dan memecah merasional ada apa dengan tasawuf. Atau mungkin belum “gaduk” (belum sampai) akal nalarnya. Seperti anak balita yang sukanya permen, dikasih kertas merah gambar sang proklamator, yang kemudian dibuang sia-sia.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on December 25, 2022
Baiat, pada umumnya identik upacara pengangkatan atau pelantikan seorang pemimpin. Identik pengangkatan seorang imam atau kepala kelompok tertentu. Ditandai dengan pengucapan sumpah atau janji. Diucapkan baik oleh yang mengangkat/melantik juga yang diangkat/dilantik. Pihak terlantik akan bersumpah bahwa mereka akan menaati peraturan yang dibuat oleh pemimpin yang mengangkat.
Namun dalam pemahaman pengalaman berguru kami, baiat sesungguhnya adalah yang dilakukan oleh para nabi rasul. Adalah wujud nyata ikatan setia sumpah janji dihadapan Tuhan. Baiat merupakan pondasi iman taqwa yang dilakukan seorang murid dihadapan gurunya.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on December 6, 2022
Sering sekali kita mendengar bila Tuhan itu menyelimuti seluruh isi langit dan bumi. Menyelimuti jutaan galaksi (termasuk galaksi kita Bimasakti). Menyelimuti planet bintang blackhole atau apapun namanya yang belum ditemukan manusia. Menyelimuti menggerakkan mengatur mencukupi segala makhluk hidup maupun yang astral.
Sering juga mendengar bila Tuhan lebih dekat dari otot leher hambanya. Lebih dekat dari darah dan nafasnya sendiri. Lebih dekat dari organ dan sistem organ dalam tubuhnya sendiri. Sampai tidak ada kata-kata lagi untuk melukiskan kedekatan-Nya dengan hamba.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on December 4, 2022
Tulisan “Sunnah Rosul” sebelumnya (https://ronijamal.com/sunnah-rosul/)
lebih ke arah nano-nano. Perihal alokasi gairah malam Jumat, dan lain sebagainya. Pembahasan kali ini mencoba lebih spesifik. Yaitu mengarah ke permakanan.
Sebagaimana dawuh Nabi Saw : “Apabila suapan makanan salah seorang di antara kalian jatuh, ambilah kembali lalu buang bagian yang kotor dan makanlah bagian yang bersih. Jangan dibiarkan suapan tersebut dimakan setan” (HR. Muslim).
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, GaDo-2 |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on December 1, 2022
Tua tua sang keladi
Keladi itu bukan buaya
Makin tua makin menjadi
Menjadi pria punya piala
Gagah piala bukan harapan
Sesat awak tindakan gawat
Kalah menang bukan pilihan
Alat belajar siliring qudrat
Baca Selengkapnya »
Kategori: GiTsMe |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on November 30, 2022
Dalam kamus bahasa Sansekerta, Esa maknanya tunggal. Namun referensi lain, kata Esa bukan berarti satu atau tunggal dalam arti jumlah. Esa berasal dari kata “Etad” yang lebih mengacu pada pengertian keberadaan yang mutlak.
Sehingga ketika digabung, Esa bisa dimaknakan Maha Mutlak, Maha Tunggal, Maha Wujud. Sepadan makna sufi, Esa adalah Dzat Yang sejatinya Wujud. Sebagai implikasinya, selain Dzat Yang Maha Esa, sejatinya adalah tidak ada, tidak wujud. Alias semu, fatamorgana, bayang-bayang ilusi.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on November 23, 2022
Sebelum paparan pengalaman dilanjut, perlu disadari dimaklumi bahwa pemahaman pengalaman masing-masing dalam berguru, khususnya perihal roh, tidak akan pernah sama. Karenanya, tidak perlu ada saling mengolok, saling menyesatkan, apalagi saling memaksakan pemahaman pada yang beda pengalaman. Mengaplikasi ayat laa ikroha fii ad-din dalam bershare dan berballighu ‘anni.
Memahami memaklumi dengan lapang dada bila pengalaman meguru jebolan TK SD tidak akan pernah sama dengan pengalaman jebolan PT. Demikian pula pengalaman sesama alumni PT, tidak akan pernah sama antara pengalaman sarjana nuklir dengan sarjana sastra. Pun pengalaman berthorikoh, berolah kebatinan, berilmu laduni, berilmu super tenaga dalam, …dst-dsb sangat mungkin tidak sama.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on November 18, 2022
Sadar tidak sama dengan tafakur. Tapi sadar adalah salah satu hasil dari tafakur.
Sadar adalah wilayah hati. Sedang tafakur adalah sinergi harmonis antara akal nalar dan hati. Sadar yang jeruu bisa masuk wilayah roh. Sadar yang lebih jeruu lagi, bisa masuk wilayah rasa.
Contoh sadar hasil dari tafakur yang masuk wilayah hati adalah ketika merenung-renung tentang fakta penciptaan : mengapa saya dicipta dan didamparkan di muka bumi. Tafakur yang berhasil akan menemukan jawaban, sehingga menjadi sadar mengapa kita mesti dilahirkan ke dunia.
(https://ronijamal.com/breaking-news-kenapa-saya-lahir/)
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on November 6, 2022
Jangan prasangka dulu dengan judul! Belajar bodoh dimaksud bukan bodohnya otak. Atau membiarkan otak dalam kebodohan. Atau tak perlu belajar menjadi pandai cerdas. Tapi bodohnya rasa (perasaan). Yaa….belajar rumongso (merasa) bodoh, walau faktanya (mungkin) sangat pintar cerdas brilian.
Tentu saja, belajar bodoh dimaksud juga diluar makna kamus. Sebab dalam KBBI, bodoh adalah :
1 tidak lekas mengerti, tidak mudah tahu atau tidak dapat (mengerjakan dan sebagainya).
2 tidak memiliki pengetahuan (pendidikan, pengalaman)
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel |
No Comments »