PERTARUNGAN : MITOS vs DALIL
Posted By Roni Djamaloeddin on February 8, 2020
Disadari atau tidak umat manusia dihadapkan pertarungan giga kultur dimensi ribuan tahun lamanya. Yaitu pertarungan Mitos vs Dalil. Beberapa diantara pasukan garda depannya :
Mitos 1
Bani Israil (bangsa Yahudi) menyimpulkan dan meyakini bahwa dalam sejarah kenabian, nabi rasul mesti diturunkan dari kaum (golongan) mereka. Karenanya, ketika diturunkan rasul bukan dari golongan mereka (semisal Nabi Isa), maka ditolaklah rasul itu.
Mitos 2
Masyarakat luas meyakini bahwa Nabi Isa akan turun lagi di muka bumi. Karenanya, mereka dengan setia menunggu kehadiran Sang Nabi, yang sekaligus dipercaya sebagai pembasmi Dajjal.
Mitos 3
Mayoritas kaum Muslim meyakini bahwa Nabi Saw adalah nabi terakhir (khotamun nabi). Sehingga dengan keyakinannya yang absolut, menjadikan lalai-lengah-beku nalar rasionalnya atas perintah Nabi Saw yang halus lembut dan misteri (salah satunya Dalil 1).
Dalil 1
“Fa’alaikum bisunnati wasunnati khulafaurrasyidin almahdiyyin min ba’di, ‘adhdhu ‘alaiha binnawajidi… “.
Kamu semua saya sunnahkan utk mengikuti sunnahku, dan sunnahnya para wakilku yg lurus (telah mendapat petunjuk/huda [pengukuhan] sebelumnya) sesudahku. Gigitlah sunnah2nya itu dengan sangat kuat…”.
Dalil 2
“Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu”. (QS. An-Nisaa’: 164).
Banyak yang jumbuh atau “gagal nalar” atas pertarungan mitos vs dalil tersebut. Kasihan sekali. Fitrahnya, nuraninya, dikuasai nafsunya. Juga akal cerdas nasionalnya, dijajah diperbudak oleh nafsunya.
Bukankah agama itu sejalan dengan akal rasional sehat??
Monggo ditonton pertarungan “seru abadi”
ini. Tentu saja tak sebanding bila disejajarkan pertarungan final antara tim Jerman vs Argentina 4 tahun silam. Ataupun final Piala Dunia yang Anda jagokan 15 Juli 2018 nanti.
Anggap saja ini tontonan “Piala Dunia Tandingan”. Atau malah “Piala Akherat”. Dan Anda yang akan memenangkannya.
Siapa Jago Anda??
_____170618–ngudarasa pagi sambil tansah belajar nderek nyengkuyung mbelo dan nyandar Guru (Kyai Tanjung).
Akhirnya, setelah merenungi dan mentafakkuri TS secara mendalam ;
menimbang….dst.
mengingat….dst.
memperhatikan….dst.
memutuskan :
menetapkan tendangan pinalti, bahwa :
- Memprihatini saudara tunggal fitrah yang terjebak terbelenggu mitos warisan nenek moyang, dan tetap berusaha membebaskan rantai belenggu pemikirannya secara rasional.
- Nabi Isa yg dipercaya khalayak umum akan turun dimuka bumi, secara hakekat yg turun adalah cita-cita Beliau. Sedang secara syareat (secara jasadiah), termasuk “man ‘alaiha faanin” (sirna, mati), sebagaimana jasadiah makhluk lain.
- Antara Nabi Isa dan Nabi Saw yg rentangnya 600 tahunan, dalam data sejarah tdk ditemukan Rasul, sejatinya mengada puluhan Rasul-Nya, yang silsilahnya tidak pernah terputus walau satu detik.
- Semakna An Nisa 164, sampai sekarang, bahkan hingga kiyamat nanti, Rasul-Nya selalu Dia turunkan mengada di tengah-tengah manusia dunia. Dengan sebutan yg bervariasi dan berkembang sesuai zamannya. Nabi Saw menyebut Al Mahdiyyin (Imam Mahdi). Imam Ali menyebutnya Imam Zaman. Wali Songo menyebutnya Satriyo Piningit, Ratu Adil, …dst-dsb.
- Meminjam redaksi Al Kafirun 6, percaya monggo, tidak juga monggo. Saya sadermo menyampaikan pemahaman pengalaman meguru saya, walau hanya satu ayat.
- Gool kemenangan, nasib masa depan sangat ditentukan sekarang. Bila tertutup nalar pikirnya, maka yang menanggung adalah diri sendiri. Bila mau terbuka akal nalarnya, yang menanggung akibatnya juga diri masing-masing. Bukan nabi, kyai, ulama, tokoh, nenek moyang yang kita suyuti tawaduki fatwanya. Nuwun.
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.