POSO (PUASA = SHIAM)
Posted By Roni Djamaloeddin on March 29, 2020
Puasa, istilah jawanya adalah POSO. Makna othak athik gathuk POSO adalah ngePOske roSO. Dimaknai demikian kiranya sangat benar adanya. Sangat rasional pula.
Ngeposke adalah memberhentikan atau mengantar sampai tujuan. Sedang Roso adalah rasa, unsur dasar (unsur utama) manusia.
Sehingga ngeposke roso adalah memberhentikan rasa pada hakekat tujuan utamanya manusia.
Roso yg merupakan fitrah dasar manusia, asalnya dari Tuhan. Percikan Fitrah-NYA. Fitratallaahillati fatarannasa ‘alaiha. Maka semestinya dan seharusnya, roso ini diantar kembali pada-NYA. Mengantar kembalinya saat di dunia sekarang. Bukan menunggu ajal tiba.
Poso yang praktisnya dengan menahan makan minum, menahan hal-hal yg membatalkan puasa, menahan indera dan nafsu, dimaksudkan ngeposke roso itu utk merasakan-rasakan Dzat Tuhan.
Roso yang tiap hari dijajah makan minum syahwat, serta dijajah untuk merasakan segala perkara dunia, diberhentikan. Diberhentikan untuk diposkan mengingat-ingat menghayati merasakan indahnya merasakan Diri-NYA.
Lapar dahaga adalah bentuk latihan ngeposkan rasa itu. Tanpa ada kesadaran ngeposke roso, terlebih tanpa dibarengi pengenalan pasti fitrah manusia pada Fitrah-NYA, niscaya hanya lapar dahaga ngunduhnya. Sia-sia belaka.
Semoga, puasa kita benar-benar menjadi ajang latihan ngeposke rasa kita merasa-rasakan indah nikmatnya Dzat Yang Maha Rasa. Ammin.
_________180518–tafakkur duha dalam rangka nderek nyengkuyung mbela dan nyandar Guru (Kyai Tanjung).
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.