RASIONALISASI IKHLAS

Posted By on December 19, 2019

Kita semua sering mendengar orang berkata ikhlas. Kita juga, tanpa disadari sering mengatakan ikhlas.

Namun, yg kurang dan perlu dicermati secara mendalam dan rasional, apa yaa seperti itu yang disebut ikhlas.
Bagaimana sejatinya, dimana rasionalnya.

Sedang firman-NYA, dalam susunan kalimat Nabi SAW (dawuh Guru saya) bahwa :
“Al Ikhlasu sirri min sirri, istauda’tuhu qalba man uhibbu min ’ibadi”.
Bahwa ikhlas itu adalah rahasia-Ku daripada rasa yang merasakan Ada dan Wujud-Ku, yang hanya Aku letakkan di dalam hatinya orang yang Aku cintai di antara hamba-hamba-Ku.


Jelas sekali Dia tegaskan bahwa ikhlas adalah rahasia-KU. Rahasia Tuhan. Rahasia-NYA yang Dia sematkan pada hamba yang Dia cintai.

Banyak gambaran yang memudahkan pemahaman penalaran perihal ikhlas. Yaa…sifatnya hanya membantu memudahkan penalaran. Tapi belum menyentuh esensi ikhlas. Sebab, ikhlas adalah perkara rasa (perasaan). Bukan semata-mata perkara logika, nalar, apalagi duga kira prasangka.

Misalnya, ikhlas yang diibaratkan seperti ketika buang air (bab). Pada saat “bab” tersebut, telah hilang sama sekali berbagai pamrih. Apakah pamrih (berharap) yg dibuang kembali/berubah menjadi emas batangan. Atau pamrih yg dibuang itu bermanfaat pada yg dibuangi/menemukan. Atau pamrih (berharap) nanti akan berubah menjadi harta karun. Semua pamrih telah sirna.

Beralih menjadi lega marem bahagia telah bisa membuang kotoran. Jadi benar-benar ikhlas, bersih, kosong dari pikiran angan-angan. Hingga saking bersihnya, tdk pernah membicarakan perkara bab sama sekali. Tak pernah mengingat-ingatnya sama sekali. Bahkan wagu tabu bila membicarakannya. Apakah demikian yg dikatakan ikhlas?

Perumpamaan/gambaran ikhlas lainnya adalah seperti ketika tangan kanan berbuat baik, tangan kiri tdk tahu sama sekali. Nyatanya pun juga demikian, tangan beramal baik, tangan kiri gak tahu gak ngelem sama sekali. Sehingga saking rapi tertutupnya perbuatan baiknya, orang lain tidak tahu sama sekali. Apakah demikian yang dikatakan ikhlas?

Petunjuk Guru saya, sebagaimana tersurat dan tersirat pada hadits di atas, bahwa “ikhlas itu adalah rahasia-Ku daripada rasa yang merasakan Ada dan Wujud-Ku”.
Ikhlas adalah rasa hati (perasaan) yg merasa-rasakan Ada dan Wujud-Nya. Rasa yg telah digurukan, sehingga mengetahui dg pasti Dzat Wujud yang seharusnya diitsbatkan (ditetapkan dilanggengkan dan dirasa-rasakan dalam rasa hati).

Praktisnya, ketika menjalani bab sebagaimana permisalan di atas, rasa perasaannya hanya merasa-rasakan Ada dan Wujud-Nya. Karenanya dengan sendirinya nafilah berbagai pamrih.

Demikian pula ketika sedang berbuat baik, sebagaimana permisalan tangan kanan di atas, rasa perasaannya juga merasa-rasakan Ada dan Wujud-Nya semata. Sehingga nafi / sirnalah berbagai pamrihnya. Sirnalah berbagai berbagai situasi ujub riya sum’ah sekallipun tidak ada yg melihatnya.

_________090418–sakdermo share pengalaman pemahaman dalam nderek nyengkuyung mbelo nyandar Guru (Romo Kyai Tanjung).

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.