RASIONALISASI MENGENAL TUHAN

Posted By on July 25, 2021

Banyak asumsi pemikiran perihal mengenal Tuhan. Pertama, yang berasumsi mengenal Tuhan melalui kitab suci.
Kedua, mengenal Tuhan melalui meditasi, melalui belajar mandiri.
Ketiga, mengenal Tuhan melalui rasul/khalifah.
….dst-dsb.

Masalahnya, bisakah akal nalar memecah mencerah nilai rasionalnya?

Banyaknya asumsi mengenal Tuhan tersebut, biarlah menjadi pengalaman masing-masing. Tidak perlu diperdebatkan. Tidak perlu saling menyalahkab. Juga tidak perlu merasa paling baik dan sempurna. Sebab masing-masing punya tanggung jawab mutlak di sendiri.

Yang dilarang adalah memaksakan pemahaman pengalamannya pada orang lain. Sebab memaksakan pemahaman pengalaman, selain melanggar HAM, juga melanggar hak fitrah manusianya.

Sedang yang dianjurkan adalah menyampaikan pemahaman pengalamannya walau hanya satu karakter. Walau pahit. Walau tidak ada yang mau mendengar. Walau bahkan dibalas dengan cemoohan cacian.

Kadang yang menjadi keprihatinan, mengenal alam sekitar, menghayati penciptaan, mencermati bagaimana jantung bisa berdenyut, dipersepsi sama dengan mengenal (memakrifati) Tuhan. Sangat tidak rasional bila mendalami obyek penciptaan, dipersepsi sama sama dengan mendalami menyelami Sang Pencipta.

Pengalaman meguru kami, mengenal Tuhan hingga yakin pasti itu sangat rasional. Bukan retorika, hayalan, atau omong kosong. Juga bukan bualan atau ngayawara (mustahil). Tapi fakta sangat nyata.

Ia bisa dilalui dijalani dirasakan kebenarannya bila digurukan langsung pada Khalifah (Wakil) Tuhan. Karena hukum mutlak Tuhan tersurat :
inni ja’ilun filardhi Khalifah (QS.2:30). AKU hendak membuat Wakil dimuka bumi.

Wakil Tuhan inilah yang ditugasi Tuhan mengenalkan kembali fitrah manusianya sendiri.
Mengenalkan kembali Dzat Yang Maha Fitrah, sebagaimana kenal pastinya saat di alam dzar (alam fitrah, alam arwah).
Mengenalkan mengingatkan kembali persaksian manusia dengan Tuhan, yg kala itu berani berkata : Qaalu balaa syahidna (QS.7:172).
Membimbing mengajari mendidik menuntun manusia mulih ke akherat. Menyatakan ilaihi rojiuuna (http://ronijamal.com/apa-dasar-ilaihi-rojiuna/).

Ia adalah Tali Tuhan yang menjulur dari langit ke muka bumi. Bisa disebut Sang Juru Selamat. Istilah lainnya, sebagai rahmat seluruh alam (QS.21:107).
(http://ronijamal.com/talinya-tuhan/)

Karenanya, manusia buta huruf pun bisa mengenal Tuhan secara yakin pasti. Asalkan patuh tunduk sujud pada Talinya Tuhan. Pasrah bongkokan belajar, sekaligus mau membelajari nasibnya bagaikan orang buta berjalan dipinggir jurang, yang menggantungkan nasib sepenuhnya pada Guru spiritual yang membimbingnya.

Tidak beda pendapat, tidak protes walau sehelai rambut dibelah tujuh puluh.
Disitulah jaminan pasti mengenal Tuhannya akan lestari hingga nafasnya berakhir.

Tidak percaya? Atau bahkan meragukan pengalaman ini?
Monggooo…..saatnya secara tegas menyatakan mengaplikasikan lakum dinukum. (http://ronijamal.com/lakum-dinukum/)

_____030721–belajar share olah pikir olah roh olah rasa dalam nderek Guru (Romo Kyai Tanjung).

.

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.