SESAT ITU…

Posted By on May 21, 2022

Dalam kbbi, sesat diartikan :

  • tidak melalui jalan yang benar, salah jalan.
  • berbuat yang tidak senonoh, menyimpang dari kebenaran (tentang agama dan sebagainya).

Implikasi logisnya, ketika seseorang berjalan tidak sesuai arah yang semestinya, maka disebut sesat. Walau dimungkinkan kembali ke jalan yang benar, tidak diperhitungkan. Yang penting, saat salah jalan itulah disebut sesat.

Demikian halnya ketika para pendaki gunung salah jalan, tidak bisa kembali pulang, maka saat itu disebut sesat. Walau dimungkinkan bisa selamat, dapat pertolongan tim SAR misalnya, tidak masuk perhitungan. Pokok salah jalan, sesat.

Bagaimana dengan Islam?
Makna sesat dalam Islam, tentunya tidak sama dengan kbbi. Sebab bila digebyah-uyah, dipukul sama rata, maka rawan perpecahan. Bisa memicu perang saudara, karena dengan mudahnya saling menyalahkan, saling menyesatkan, hingga saling klaim ajaran sesat.

Secara empiris, pengalaman meguru spiritual, sesat dalam Islam bisa dibedakan menjadi dua : sesat sementara dan sesat sesungguhnya (abadi, selamanya).

Sesat sementara adalah sesat atau salah jalan, ataupun yang tersurat dalam kbbi, namun masih dimungkinkan kembali selamat. Misalnya, mengikuti mengamalkan ajaran yang diyakini banyak orang sebagai ajaran menyimpang dan bahkan meninggalkan syareat. Ini masuk wilayah sesat sementara. Sebab masih ada kemungkinan kembali pada jalan lurus.

Sebagaimana ungkapan hadits : “Sesungguhnya salah satu diantara kamu beramal amalan ahli surga sampai antara dia dengan surga tinggal sejengkal. Kemudian didahului ketentuan sehingga dia beramal dengan amalan ahli neraka dan masuklah ia ke dalam neraka.
Dan salah satu diantara kamu melakukan amalan ahli neraka sampai antara dia dan neraka tinggal sejengkal, kemudian didahului ketetapan, sehingga dia melakukan amalan ahi surga sehingga dia masuk ke dalam surga“.

Hadits ini menegaskan, sekalipun secara fakta melakukan perbuatan ahli neraka, maka tidak otomatis mengantar pelakunya masuk neraka.
Demikian pula sebaliknya, walau secara fakta menampak ahli ibadah, bahkan ahli surga, tidak otomatis pula mengantar pelakunya mesti masuk surga.

Oleh karenanya, adanya klaim sesat tidak otomatis mengantar pelakunya sesat (masuk neraka). Juga klaim ajaran benar (sekalipun mukhtabaroh), tidak otomatis mengantar pelakunya masuk surga. Keduanya masih memuat kemungkinan² yang sama sekali tidak diketahui. Karena masuk wilayah rahasia Tuhan yang tidak diketahui manusia.

Pesan hikmah yang bisa diserap adalah untuk tidak gampang menyalahkan, apalagi menyesatkan. Tidak berlaku gemampang sembrono, tidak merendahkan, dan tidak maido. Juga tidak menjustis sesat yang kebetulan beda keyakinan, beda mahdzab, bahkan beda agama. Sebab sama-sama tidak tahu endingnya. Juga karena al-Haq min Rabbika. Al-Haq bukan wilayah manusia.
(https://ronijamal.com/jangan-menyalahkan/
https://ronijamal.com/ojo-sok/)

Kemudian sesat kedua adalah sesat sesungguhnya (abadi, selamanya). Yaitu sesat ketika mati. Sesat tidak bisa pulang pada Tuhan, tidak bisa masuk akherat. Jasadnya saja yang mati, tapi roh-rasanya tidak bisa masuk akherat. Roh-rasanya kemudian terdampar di alam lain : alamnya setan tuyul gendruwo pocong hantu … maupun alam kesesatan (alam penasaran) lainnya.

Sesat abadi ini bisa diketahui fakta nyatanya bila digurukan langsung pada Khalifah (wakil, rasul) Tuhan di bumi saat ini. Sebab hanya Rasul yang membacakan ayat-ayat Tuhan. Baik ayat yang nyata, samar (gaib), maupun Ghaib nya Tuhan sendiri.

Namun secara logika, sesat abadi bisa dicermati pada peristiwa Isra’ Mi’raj yang dialamkan pada Nabi Saw. Dinampakkan secara nyata alam akherat, surga, neraka, kedudukan manusia terdahulu, maupun alam sesat lainnya. Dan di bawah bimbingan guru, diselamkan untuk tidak kepencut (tertarik) adanya surga, dan juga tidak takut kepati neraka. Sebab tujuan sejati kehidupan dunia adalah slamet mulih bertemu Tuhan.
(https://ronijamal.com/hidup-yang-sejati/)

Petunjuk guru kami, sesat abadi bisa ditelusuri (dikomunikasi, diwawancarai) jejak mereka yang tidak bisa masuk akherat. Mereka dulunya adalah manusia. Ketika jatah umur habis, dan ketika masih hidup tidak tahu (tidak mencari) jalannya pulang. Juga tidak patuh tunduk sujud dihadapan Khalifah-Nya. Maka gelap gulita jalan pulangnya, dan jadilah sesat.

Jadi simpulnya, teori sesat dan hakekat sesat jauh beda. Perlu hati-hati dan sangat bijak dalam mengungkapkannya. Perlu disiplin ilmu khusus menyelami kesejatiannya.

_____150522–belajar olah nalar olah rasa dalam nderek Guru (Kyai Tanjung)
.

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.