SUNNAH ROSUL (2)

Posted By on December 4, 2022

Tulisan “Sunnah Rosul” sebelumnya (https://ronijamal.com/sunnah-rosul/)
lebih ke arah nano-nano. Perihal alokasi gairah malam Jumat, dan lain sebagainya. Pembahasan kali ini mencoba lebih spesifik. Yaitu mengarah ke permakanan.

Sebagaimana dawuh Nabi Saw : “Apabila suapan makanan salah seorang di antara kalian jatuh, ambilah kembali lalu buang bagian yang kotor dan makanlah bagian yang bersih. Jangan dibiarkan suapan tersebut dimakan setan” (HR. Muslim).

Yang terjatuh saja diambil untuk dibersihkan dan dimakan. Apalagi yang masih di atas piring, tentu lebih diperhatikan. Tepatnya dihabiskan, hingga tidak ada satu upo (sebutir nasi) terbuang sia-sia.

“Dan janganlah kamu menghamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemborosan itu adalah saudara setan” (QS. Al Isro’: 26-27). Termasuk menghamburkan sebutir nasi yang dibuang sia-sia. Atau minuman yang tidak habis, hingga terbuang sia-sia.

Sangat muassuk dengan materi limit matematika SMA. Limit fungsi mendekati bilangan tertentu. Ditransliterasi menjadi limit mubadzir sesuatu menuju mendekati nol. Limit cermat hati-hati waspada menuju mendekati tak hingga.

Lalu, dimanakah nilai rasionalnya?
Pertama, memantik akal nalar menghayati pentingnya syukur mendalam. Bersyukur bila faktanya manusia itu tidak bisa membuat sendiri walau hanya sebutir nasi.

Kedua, sebutir nasi itu pun kawulone Pengeran. Sama seperti kita yang juga kawulone Pengeran. Maka ketika disia-sia, tentu tidak akan terima. Kita pun akan mengadu pada Tuhan bila diperlakukan tidak manusiawi.

Ketiga, Tuhan Yang Maha Kuasa tentu “muring” bila hambanya disia-sia. Sama persis dengan marahbesarnya para orang tua ketika anaknya disia-sia dibulli teman-temannya. Cuma bedanya, muringnya Tuhan terselimut sangat halus lembut oleh Maha Bijak Maha Pengampunnya. Namun kejahatan ataupun kebaikan sebesar atom, tetap ada catatan dan imbalannya.

Keempat, walau hanya sebutir nasi, tidak ada yang sia-sia menjadi ladang subhanaka. Bisa jadi sarana tafakur mendalam. (https://ronijamal.com/apakah-sadar-tafakur/)

Kelima, sunnah rosul perihal sebutir nasi, mesti dipikirintegralkan (dipikirbesarluaskan) pada sunnah-sunnah yang lain. Semisal : alaikum bisunnatii. (https://ronijamal.com/bisunnatii/)

Simpulnya, dari sebutir nasi dijadikan sarana menjalani Sunnah Rosul. Sarana tafakkur sesaat lebih mulia dari ibadah setahun. Sarana aplikasi praktis materi limit. Sarana mancat mulih ke akherat. Serta puluhan sarana-sarana lainnya.

_____031222–belajar nderek Guru (Romo Kyai Tanjung).

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.