SURGA DALAM PENGALAMAN
Posted By Roni Djamaloeddin on April 2, 2020
Beberapa orang mengatakan surga dunia itu adalah ketika segala keinginannya terpenuhi. Segala kebutuhannya tercukupi. Segala krenteg uneg-uneg bim salabim langsung jadi.
Beberapa orang mengatakan surga dunia adalah pengantin baru yang menikmati malam pertamanya. Tapi ketika usia nikah sudah lama, keduanya tua renta, surga dunia seakan sirna termakan usia. Tidak ada nikmatnya lagi, bahkan bangun dari tidur lelap pun susah.
Beberapa ABG mengatakan surga dunia adalah ketika dua sejoli plesir bersama, memadu kasih di tempat remang, hingga lupa kanan kiri tetangga bahkan teman. Karena dikerumuni dan berpesta dg syetan.
Dalam referensi lain, surga adalah suatu tempat di alam akhirat yang dipercaya oleh para penganut beberapa agama sebagai tempat berkumpulnya roh-roh manusia yang semasa hidup di dunia berbuat kebajikan sesuai ajaran agamanya. Menerima pembalasan yg berupa kebahagiaan tiada tara, tiada pernah terbayangkan kenikmatannya dari Yang Maha Kuasa.
Namun, dari referensi yang sangat khos, sangat-sangat-sangat sedikit yang mampu menjelajah (ngambah) surga di balik dunia. Mungkin tidak sampai genap sepuluh jari. Jiwa raganya di dunia, tapi rasa pangrasanya di surga (akherat). Dia adalah para kekasih-Nya, para nabi rasul utusan wakil-Nya.
Surga yang dimaksud adalah sebagaimana dawuhnya Kanjeng Sunan Kalijogo : “mak jenthit lololobah”. Bahasa arabnya, “innal jannata laqiya Robbaka”.
Artinya, sesungguhnya surga itu adalah rasa hati yang maqam/bertempat tinggal (merasa-rasakan) indah/nikmatnya Dzat Yang Maha Wujud.
Praktisnya, ketika jiwaraga menjalani tugas kewajiban dunia, tapi rasa hatinya di akherat.
Jiwaraganya bekerja, berumah tangga, bermasyarakat bernegara, membuat kebagusan kebaikan dimanapun berada, tapi rasa hatinya maqam di dzikir.
Seperti yang ditunjukkan/dicontohkan Tuhan melalui Khalifah (Wakil)-Nya yg pertama, Nabi Adam. Sekaligus sebagai pilot proyek Tuhan bagi umat sejagad. Nabi Adam yang jiwa raganya di dunia, mendidik membimbing mengajak membina manusia se dunia, tapi rasa hatinya ditempatkan di surga (akherat).
Sebagai anak cucu Nabi Adam, punya peluang yg sama utk bisa mencicipi dan merasakan nikmatnya “surga dunia” sebagaimana yang dijelajahkan pada Beliau. Dengan syarat :
- Punya ngelmu batin, “ngelmu rasa” yang sama persis dengan yang diagem Nabi Adam (dan atau yg digelar oleh para Khalifah/Wakil-Nya yg selalu mengada di muka bumi).
- Berlaku patuh dan tunduk pada Khalifah (yg membawa dan mengajari “ilmu rasa”) sebagaimana patuh sujudnya para malaikat dihadapan Khalifah-Nya. Atau patuh tunduknya mayat dihadapan yang memandikan/mensucikan (kal mayyiti bayna yadi al ghasili).
- Berlakunya patuh tunduk pada Khalifah-Nya, direalisasikan dengan perilaku tertibnya menjalankan syareat, tarekat, hakekat, hingga ma’rifat.
- …
- …
_____161018–belajar sakdermo, share, dan bebarengan saudara tunggal fitrah dalam nderek nyengkuyung mbelo dan nyandar Guru (Romo Kyai Tanjung).
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.