WAWASAN vs ILMU PERIHAL KEBERSIHAN
Posted By Roni Djamaloeddin on October 31, 2022
Bila merujuk dalam KBBI, wawasan dimaknakan : hasil mewawas, tinjauan, pandangan, konsepsi cara pandang. Pemaknaan ini secara pengalaman dan internalisasi bisa kami simpulkan bahwa wawasan adalah pengetahuan pandangan pemahaman yang masuk otak. Jadi hanya masuk otak, tapi tidak sampai masuk di hati.
Sedang ilmu adalah pemahaman pengalaman yang masuk hati. Awalnya masuk otak, baru kemudian masuk hati. Sebagaimana tersirat dalam QS. Fathir 28: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang² yang berilmu.
Takut itu tempatnya di hati, bukan di otak. Sehingga ketika hatinya berilmu, maka ada rasa takut pada Tuhannya. Sebaliknya, ketika hati tidak berilmu, maka tidak punya rasa takut pada Tuhannya.
Fakta lain tempat mengadanya ilmu yang di hati, sebagaimana fatwa Imam Asy-Syafi’i. “Al-‘ilmu nurun, wa nurullahi la yuhda lil ‘ashi”. Ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah itu tidak diberikan kepada pemaksiat/pendosa. Dengan hati yang berilmu, mampu mencahayakan jiwanya, pribadinya, perilakunya, hingga akal nalarnya.
Taraf aplikasinya, semisal ketika membuang sampah. Semenjak SD hingga lulus PT sangat paham adanya dalil : annadhofatu minal iman. Tapi faktanya, masih buang sampah sembarangan.
Ini namanya sudah punya wawasan pengetahuan kebersihan, tapi belum punya ilmu kebersihan. Wawasan pengetahuan tentang kebersihannya, berikut dalil dan undang-undangnya, berhenti di otak. Belum mampu masuk dalam hati.
Namun bila sudah punya ilmu (perihal) kebersihan, maka dengan sendirinya tidak akan buang sampah sembarangan. Akal nalarnya mampu bekerja (berfungsi). Bila buang sampah sembarangan, akibat langsungnya banyak sekali. Tempatnya kotor, menyumbat saluran air, banjir, merusak keindahan, hingga merusak citra diri, citra keluarga, citra bangsa, citra agama bahkan gunjingan tetangga.
Itu contoh kecil aplikasi antara wawasan dan ilmu, perihal kebersihan. Bagaimana bila pemahaman tersebut ditarik dalam tema yang lebih besar, semisal wawasan dan ilmu perihal : islam, iman, mati kesasar, mati slamet, …(yang sebentar lagi PASTI kita hadapi)?
Monggo….berpikir secara integral (sebagaimana pelajaran integral ketika SMA) diaplikasikan secara langsung. Bukan berhenti di wawasan, tapi menjadi ilmu berpikir integral.
_____311022–belajar olah nalar olah roh olah rasa dalam nderek Guru (Romo Kyai Tanjung).
.
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.