ILMU YANG BERMANFAAT
Posted By Roni Djamaloeddin on December 15, 2019
Petunjuk Guru, ilmu yang bermanfaat adalah apabila dengan ilmu yg dibelajari dikuasai dan diselami menjadikan pelakunya tahu aibnya diri, tahu aibnya kumantil dunia, tahu bencananya ngamal sholeh.
Tahu bahwa dirinya khotho’ wa nisyan. Tahu pasti rahasia dzoluman jahula yang menyatu dalam setiap jiwa. Tahu apes hina nistha nggone salah, bahkan tidak ada benarnya sama sekali.
Sehingga kemudian mendarah-daging taubatnya. Deple-deple nelongso maringalahnya membumi dalam dada. Dan hati-hati waspadanya luar biasa dalam mengatasi lecet ulet bujuk rayu nafsunya sendiri. dst-dsb.
Deple-deple iku semakna pasrah, semeleh, ngumawulo. Kalau “nelongso maringalah” itu nelongso pada Tuhan, nangis pada-Nya, sambat pada-Nya, kemudian pasrah bongkokan pada-Nya.
Ilmu yang dimaksud adalah ilmu perihal hatinurani-roh-rasa. Atau istilah lainnya “ilmu rasa”
Bukan sekedar ilmu science, aljabar, kedokteran, filsafat, ketrampilan, pengetahuan umum, perplanetan, perbahasaan, persejarahan, … dst-dsb.
Walaupun ilmu-ilmu nalar logis tersebut banyak manfaatnya bagi kemaslahatan umat, namun tetap bisa digunakan atau disaranakan utk memperkokoh dan menguatkan potensi hatinurani-roh-rasa menjadikan ilmu rasanya bermanfaat.
Karenanya, sangat tidak mudah menangkap memahami ilmu rasa tersebut. Jauh sangat lebih lembut dari ilmu-ilmu filsafat. Padahal belajar ilmu filsafat itu saja sulitnya memahami minta ampun.
Contoh sederhananya perihal “tahu aibnya diri”. Yaitu ketika menolong orang lain dari kesusahan, membantu melepaskan kesulitan, memberi pinjaman, biasanya dalam hati muncul rasa puas bangga telah bisa membantu orang lain.
Maka yang dkatakan ilmunya bermanfaat adalah ketika telah mampu menilai-menvonis-mengadili diri bahwa hal itu adalah salah dihadapan Tuhan. Merasa puas bangga marem telah bisa membantu itu adalah salah dosa.
Demikian pula perihal tahu aibnya kumantil dunia, tahu bencananya ngamal, tahu khotho’ wa nisyannya diri, dst-dsb. Kesemuanya dapat dijelajah dengan bantuan pecahnya potensi nalar logis yg terlatih sebelumnya.
Menyadari bahwa mbelajari diri perihal ilmu rasa yang sedemikian sangat lembut, sungguh bagaikan mendaki langit sap tujuh.
Namun demikian, sak bejo bejaning wong sing lali, isih bejo sing tansah eling lan waspodo.
Sak bejo bejaning orang yang mutus tidak mau membelajari diri, jauh lebih beruntung yang mau memaksa jiwa raga untuk sabar tawakkal mempelajarinya.
_____041218–belajar olah nalar olah roh olah rasa dalam nderek nyengkuyung mbelo nyandar Guru (Romo Kyai Tanjung).
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.