Posted By Roni Djamaloeddin on March 7, 2025
Di hadapan anak sekolah tingkat dasar, melaksanakan sholat agar tidak dimarahi/dipukul orang tuanya. Atau jalani himbauan guru sekolah/diniyahnya.
Di hadapan anak kelas menengah, sholat adalah mengerjakan perintah-Nya untuk mendapat pahala. Dalam pemahaman lebih lanjut, sholat merupakan salah satu kunci untuk bisa masuk surga.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on February 16, 2025
Tidak sedikit yang jumbuh (bledru, mispersepsi) perihal aplikasi kalimat laa haula walaa quwwata. Bahwa segala kekuatan dan segala aktifitas adalah kekuatan dan aktifitas Tuhan. Sekaligus merupakan kehendak-Nya.
Karenanya kemudian berprasangka bila yang maling, yang berzina, yang korupsi itu adalah perbuatan Tuhan.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on January 18, 2025
Tanpa pernah disadari, kita punya bangga atas nama agama. Bangga menganut agama yang diyakini sejak kecil. Bangga atas mahdzab/golongan/aliran yang ditekuni. Bangga atas ormas oris orprof yang dianggotai. Bangga tanpa tendensi apapun, baik yang skala minoritos, mayoritas, atau bahkan hanya beberapa gelintir saja.
Mengapa? Jawabnya sederhana : faktor alamiah pikiran penalaran manusia.
Lantas, bagaimana dengan beragama yang sejatinya, perlu/bolehkah ada bangga?
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on December 28, 2024
Aneh sekali, tidurnya orang alim lebih baik daripada ibadahnya orang bodoh. Memangnya ada apa dengan tidurnya?
Padahal secara logika, yang namanya tidur itu tidak ada aktifitas sama sekali. Tidak menghasilkan apapun. Tidak ada maslahah atau kebermanfaatan terhadap orang lain. Namun sampai-sampai dikatakan lebih baik daripada ibadahnya (mungkin juga kinerjanya) orang bodoh. Ilmu apa gerangan sehingga menjadikan pelaku tidur itu lebih baik daripada ibadahnya orang bodoh?
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on November 29, 2024
Sanjungan menghancurkan? Yaa, betul. Sebab sanjungan membuat tersanjungnya bangga marem puas diri. Tanpa disadari menghentikan potensi luar biasa ditempat pemahaman pengalaman yang dialami (dirasakan). Akibatnya, akal nalar tidak berkembang. Alias mati suri ditempatnya.
Sanjungan adalah apresiasi dari orang lain yang indah menyenangkan membanggakan. Namun, ia juga memabukkan menjerumuskan. Rasanya nikmat sesaat bagai madu, namun sesungguhnya racun yang mematikan. Mematikan potensi diri yang mestinya bisa berkembang jauh tinggi.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on September 20, 2024
………………………
Jamaah Jumat yang berbahagia.
Anugerah Tuhan yang namanya hikmah bijaksana, tidak datang dengan tiba-tiba. Ia perlu dijemput kedatangannya. Ia perlu dibelajari dengan sungguh-sungguh. Sebab menjadi manusia bijaksana tidak mungkin datang tiba-tiba.
Sedikitnya empat hal yang menjadi prasarat menuju manusia cerdas dan bijaksana.
Pertama, mempunyai wawasan luas yang didukung ketrampilan berpikir. Seperti ketrampilan berpikir linier, berpikir paralel, berpikir holistik, berpikir konstruktif, berpikir lateral, berpikir merancang, maupun berbagai model berpikir lainnya. Berbagai pemahaman dan ketrampilan berpikir itu pun perlu dibangun dan diasah dengan baik. Sebab menjadi trampil dalam suatu bidang tertentu, mesti diiringi dengan latihan yang intensif.
Selanjutnya dapat disimak pada http://ronijamal.com/wp-content/uploads/2024/09/Belajar-Cerdas-dan-Bijaksana.pdf
Kategori: Khutbah Jum'at |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on August 17, 2024
Petunjuk Guru kami, klasifikasi Iman dalam tinjauan khos (ilmu hakekat, Ilmu Dzikir) ada 2.
1. Al mu’minatu ‘ala mu’minatin.
Imannya orang mukmin ”ingatase” orang mukmin. Yaitu imannya orang mukmin yang sepenuh hati mempercayai keberadaan Rasul. Mempercayai keberadaannya di muka bumi yang tidak pernah terputus, gilir gumanti sejak dari Nabi Adam hingga kiyamat. Mempercayai bahwa Tuhan tidak akan menampakkan Diri di muka bumi, maka mewakilkan sepenuhnya kepada hamba yang dikasihi-Nya (dari bangsa malaikat dan manusia) untuk mulang wuruk manusia. Mempercayai keberadaan Rasul periode sekarang dan periode yang akan datang berdasar sinyal-sinyal atau ciri khusus yang telah diberikan Tuhan.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Grand Idea |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on August 16, 2024
Kalimat introspektif “Sudah puluhan tahun melaksanakan sholat, tapi belum bisa merasakan nikmatinya sholat, apa ada yang salah dalam sholat?”, selayaknya jadi PR abadi akal penalaran. Sebab faktanya, memang sangat jauh dari apa yang dicontohkan pada Imam Ali, atau Sunan Bonang.
Beliau merasakan nikmatnya sholat. Merasakan nikmatnya ashsholatu lidzikri. Merasakan nikmatnya menghayati dan merasakan isinya (ilmu) dzikir. Sehingga rasanya tidak merasakan sakit ketika anak panah dicabut dari kaki Beliau.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on July 30, 2024
Benar merasa (ngrumangsani) benar, derajadnya (disisi Tuhan) lebih hina/asor dari pada salah mau merasa (gelem ngrumangsani) salah.
Logisnya ??
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on July 27, 2024
Melepas keakuan? Sangat mungkin bisa.
Kuncinya :
Pertama, ittiba’ Rasulullah dalam empat dimensi sekaligus. Ittiba’ jasadiahnya, ittiba’ hatinya, ittiba’ rohnya, dan ittiba’ rasanya (unsur dasar manusia). Termaktub dalam perintah : udkhulu fissilmi kaaffatan.
(https://ronijamal.com/islam-kaaffah/)
Kedua, ittiba’ dalam hal bergurunya. Sebelum diangkat jadi Rasul, Nabi Saw ketika muda berguru pada gurunya (Nabi/Rasul sebelumnya). Sedang ilmu yang digurui adalah ilmu Sab’a Tharaiqa (al Mukminun 17). (https://ronijamal.com/7-buah-jalan/)
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »