WASPADAI TSUNAMI BATIN
Posted By Roni Djamaloeddin on April 2, 2020
Perang fitnah, saling hina, saling jegal, saling menjelekkan, tangasub buta, nyaris tak terkendali. Seolah menjadi pelengkap antara suhu bumi yg makin panas, suhu politik yg makin runyam, dg tensi ego emosi yg sangat mudah tersulut meledak.
Tuntunan ajaran para Nabi Rasul yg sejuk menyejukkan, andap asor, nyegoro lapang dada, ringan tangan, menghargai memaklumi memaafkan, nyaris sirna dari “jagad sughro” (kedalaman dada) masing-masing pelaku agama.
Bilamana demikian terus berlanjut, tanpa ada upaya koreksi dan revolusi total pada jagad pribadi masing-masing, maka menjadi besar peluangnya bila bumi menjadi “marah”, kemudian menghanguskan menyapu mengubur meledakkan penghuninya yg nafi subhanaka, dan pesta hangkara murka.
Kecuali hamba yg memproses diri, mentarget diri menjadi pribadi yang Robbani. Kuunu Robbaniyyin (jadilah orang2 yang Robbani). Yg dalam hati nurani, roh, hingga rasanya tansah kelet (selalu kontinyu) berpegangan kuat pada pakunya jagad (isinya dzikir, isinya ngelmu dzikir).
Semoga diri yg faqir hina khothoq wa nisyan, serta zaluman jahula ini dijauhkan dan direkso dari tsunami batin yg makin hari makin ngeri nggegirisi. Serta mendapat berberan sawab dan berkah pangestu Rasulullah (Guru al Wasilata, al Wustho)….ammin.
Tanjung, 24102018
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.