BISUNNATII

Posted By on August 29, 2021

Fa’alaikum bisunnatii wa sunnatil khulafaur rasyidin al-mahdiyyina ‘addu ‘alaiha binnawajidi.
Kamu semua saya perintahkan mengikuti sunnahku (Nabi Saw) dan sunnahnya para wakilku yg lurus (hak dan sah silsilahnya) yang al mahdiyyin (telah mendapat petunjuk sebelumnya, telah dididik dibina dikader sempurna sama persis dengan yang mengader), gigitlah dengan kuat sunnah itu.

Sunnahku dan sunnahnya para wakil penggantiku, adalah dua kesatuan sistem yang diperintah untuk diikuti secara bersamaan. Bukan dipilih salah satunya. Bukan sunnahnya Nabi saja, dan menafikan sunnahnya para wakil pengganti.

Terus, mengapa Nabi Saw memerintah mengikuti sunnahnya para wakilku?
Kok bukan memerintah ikuti sunnahku saja?

Analisa rasionalnya, yang didasari pemahaman pengalaman meguru :
Pertama, menampakkan nilai-nilai yang manusiawi. Sebagai manusia rasional sangat menyadari bila saatnya tiba pasti akan mati. Oleh karenanya Beliau mendidik mengader menggulowentah salah satu murid secara khusus, yang akan melanjutkan tugas suci (dari Tuhan). Sebagaimana yang Beliau alami sendiri, saat muda masih berguru, juga dididik dikader digulowentah sempurna oleh Guru Beliau.

Kedua, analogi praktisnya mirip dengan tupoksi pimpinan perusahaan besar. Dimana telah merasakan betapa susah berat rekasanya babat dari nol dan membesarkan perusahaannya. Maka sangat tidak rela bila setelah pensiun perusahaannya bubrah kacau balau bahkan hancur jadi kerayahan (rebutan, bancakan) bawahan. Karenanya mesti menyiapkan mengader calon pimpinan baru sebagai pelanjut, sebelum dirinya tidak menjabat.

Ketiga, dalam perjalanan mendidik mengader sempurna calon pimpinan pelanjut tugas fungsinya, mesti dibarengi dengan memperkenalkan (mempromosikan) si calon penerus pada masyarakat luas. Sebagaimana yang dicontohkan Nabi Saw mempromosikan (mengorbitkan) calon penerus pelanjut Beliau dengan berbagai sebutan : al washi (penerima wasiat), babul ilmi (pintu kota ilmu), karamallahu wajhah, assadullah, Abu Turab, serta masih banyak gelar lain ketika khutbah terakhir di Ghadir Khum. (Http://ronijamal.com/kisah-pintu-kota-ilmu/)

Keempat, diangkat/ditunjuknya al khulafaurrasyidin al mahdiyyin (wakil pengganti yang lurus hak dan sah) adalah perihal tugas fungsi. Bukan perkara jabatan kedudukan apalagi trah keturunan darah. Sehingga yang tertunjuk tidak mesti pada trah nasab (jasadiah).

Kelima, perintah mengikutI sunnahnya para wakilku, yang tugas fungsinya sama persis dengan yang mewakil (muwakkal), dalam Quran disebut dengan istilah rasul. Karenanya ayatnya menyebut : ditengah-tengah kamu selalu ada rasulullah (QS.49:7). (Http://ronijamal.com/kamu-siapa/)

Keenam, secara khusus Nabi Saw menyebut para wakil pelanjut dengan sebutan bintang. Kullu ma ghoba najmun thola’a najmunn ila yaumul qiamah (setiap kali bintang itu tenggelam, maka terbit lagi bintang hingga sampai kiamat)

Ketujuh, merupakan terjemah praktis dari ayat : Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah (rasul semua semenjak Nabi Adam hingga kiyamat) itu suri teladan yang baik bagimu… (QS.33:21). Terapan rasionalnya, sebagai suri teladan yang nyata, meniscaya adanya sosok fisik. Sebagaimana istilah pilot project, juga ada wujud fisiknya. Bukan sejarah, cerita, atau teori tempo dulu. Tetapi fakta nyata yang merupakan update Tuhan dalam setiap zaman (dulu, sekarang, dan masa depan).

Delapan, merupakan terjemah praktis ayat :
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai… (QS.3:103). Tali Tuhan yang diterjemahpraktiskan Nabi Saw dengan sunnahnya para wakilku. (Http://ronijamal.com/talinya-tuhan/)

Sembilan, dalam menguatkan mengokohkan bisunnatii, Nabi menegas lebih dalam dengan kalimat :
Berdustalah orang yang mengatakan cinta kepadaku tetapi membenci kamu, karena kamu adalah bagian dariku, dan aku adalah bagian dari kamu. Dagingmu adalah dagingku, darahmu adalah darahku, rohmu adalah rohku, rahasiamu adalah rahasiaku, penjelasanmu adalah penjelasanku. Berbahagialah orang yang patuh kepadamu dan celakalah orang yang menolakmu. Beruntunglah orang yang mencintaimu dan merugilah orang yang memusuhimu. Sejahteralah orang yang mengikutimu dan binasalah orang yang berpaling darimu.
Kamu dan para Imam dari anak keturunanmu sesudahku ibarat perahu Nabi Nuh; siapa yang naik diatasnya selamat, dan siapa yang menolak (tidak mengikuti seruan ajakannya) akan tenggelam (ditenggelamkan zaman).

Simpul akhirnya :

  • bersyukur dan berbahagialah mereka yang memahami menyelami hingga merasakan nikmat luar biasanya bisunnatii.
  • tetap semangat belajar menjalankan perintah membantu mereka yang belum mampu membebaskan mencerahkan diri dari jeratan nafsunya.

_____180821–belajar olah nalar olah roh olah rasa dalam nderek Guru (Romo Kyai Tanjung).

.

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.