IMAN KHOS (Memori Ngaji 1992)

Posted By on August 17, 2024

Petunjuk Guru kami, klasifikasi Iman dalam tinjauan khos (ilmu hakekat, Ilmu Dzikir) ada 2.
1. Al mu’minatu ‘ala mu’minatin.
Imannya orang mukmin ”ingatase” orang mukmin. Yaitu imannya orang mukmin yang sepenuh hati mempercayai keberadaan Rasul. Mempercayai keberadaannya di muka bumi yang tidak pernah terputus, gilir gumanti sejak dari Nabi Adam hingga kiyamat. Mempercayai bahwa Tuhan tidak akan menampakkan Diri di muka bumi, maka mewakilkan sepenuhnya kepada hamba yang dikasihi-Nya (dari bangsa malaikat dan manusia) untuk mulang wuruk manusia. Mempercayai keberadaan Rasul periode sekarang dan periode yang akan datang berdasar sinyal-sinyal atau ciri khusus yang telah diberikan Tuhan.

Kondisi keimanan pada dataran ini masih dimungkinkan mengalami distorsi. Karena masih mengandung unsur syirik yang samar. Yaitu masih ngrumangsani (merasai). Merasai bisanya, miliknya, hasil belajarnya, hasil kerjanya, penemunya, pinternya dan sebagainya. Sehingga bila dilanda terpaan prahara dunia yang ganas, beserta segala macam coba yang menghadangnya, masih dimungkinkan goyah dan runtuh niat semangat dan tekadnya.

Berbagai macam coba tersebut, diantaranya, dicoba dengan sulitnya perekonomian. Dicoba dengan melimpahnya harta dan tahta (seperti kisahnya Nabi Sulaiman AS). Dicoba dengan berbagai macam penyakit (seperti kisahnya Nabi Ayub AS). Dicoba dengan membangkangnya anak istri (seperti kisah-nya Nabi Nuh AS). Dicoba dengan handai taulan, famili, kerabat dekat, organisasi dan sebagainya (seperti kisahnya hampir semua utusan-Nya). Dicoba dengan keadaan dunia masing-masing, senang, susah, jibeg, pegel, pekerjaan, ekonomi, politik dan sebagainya.

Agar terbebas dari syirik yang nyamar, lestari niat dan tekadnya berjalan mendekat hingga sampai pada-Nya, maka mesti memahami makna iman yang kedua.

2. Al ma’rifatu ‘ala ma’rifatin.
Iman yang ma’rifat “ingatase” ma’rifat. Imannya hamba yang mengerti di atas hamba yang mengerti. Yaitu keimanan seseorang yang sudah berusaha untuk tidak ngaku. Sudah berusaha untuk tidak mengakui, tidak ngrumangsani terhadap apa yang telah diperbuatnya. Sudah berusaha untuk tidak mengakui terhadap apa yang dimilikinya.

Yakni imannya hamba yang dalam ibadahnya tidak pernah lupa bersandar pada Guru (=tansah sumende Guru). Dengan selalu menasehati, menuturi, mendidik, memarahi dirinya sendiri bahwa yang sebenarnya bergerak, Yang Obah Osik, Yang bisa berpikir, Yang Tandang, Yang Ada hanyalah Tuhan Yang Maha Wujud.

Memahami dengan benar ayat Laahaula walaa quwwata illa billah. Sehingga dalam kesehariannya, berusaha mempraktekkan ungkapan : datangnya keadaan rekasa, kaningaya, kelangan, kangelan dan berbagai coba yang datang justru menjadi hari rayanya orang yang berkehendak bertemu Tuhannya. Kondisi keimanan pada dataran inilah yang akan lestari dalam menjalani dawuh-dawuh utusan-Nya, serta dijamin diselamatkan oleh-Nya.

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.