KEMBALI FITRI?
Posted By Roni Djamaloeddin on May 23, 2020
Iedul Fitri biasa dimaknai hari kembali ke fitri. Kembali ke fitrah (suci) seperti ketika dilahirkan. Kembalinya fitrah manusia kepada Dzat Yang Maha Fitrah. Setelah sebulan digodok kawah candradimuka. Puasa di siang hari, malamnya perbanyak tarawih sholat malam, mujahadah, tafakkur tadzakkur tadabbur, perbanyak sedekah, apdet status bermanfaat, …dlsb.
Pertanyaannya, apa otomatis pelakunya kembali ke fitri?
Olah nalar dan kontemplasi saya, apa yg telah saya lakukan satu ramadhan ini, belum tentu 1 mili pun dikatakan melangkah mendekat pada-Nya. Apalagi dikatakan kembali ke fitrah.
Sebab, hanya Tuhan sendiri yg tahu apakah ibadah saya ini diterima atau tidak. Hanya Tuhan yg mampu memperjalankan hamba langkah demi langkah menuju pada-Nya. Subhaanalladzi asro bi’abdihi lailan…
Namun setidaknya, ada peluang untuk belajar ikhtiar mengkritisi dan menemukan kriteria, dimana kita selangkah didekatkan menuju fitrah. Di antaranya :
- Tidak merasa puas atas lakon pitukon, ibadah perjuangan pengabdian yang telah dijalani selama ramadhan. Sebab merasa puas sama artinya dengan merasa tandang, merasa bisa, merasa telah berbuat.
- Merasa bersalahnya, merasa kurang ngamalnya makin besar. Sehingga laku tobatnya semakin besar pula. Disinilah yang dikatakan taubatan nasuha. Taubat yang ajeg, kontinyu, terus menerus, dan tidak pernah berhenti.
- Makin membumi rasa faqirnya (antumul fuqoro), merasa apesnya, merasa tak berdayanya. Sebab makin menyadari dan makin mampu merasakan kedalaman makna laahaula.
- Makin besar hati-hati dan waspadanya. Hati-hati dalam menjaga dzikirnya. Hati2 dalam menegakkan Dawuh Gurunya.
Dan waspada atas njlimet licik dan lembutnya nafsu. Mewaspadai segala perkara, kemudian memilahnya mana-mana yang katut siliring nafsu dan mana-mana yg katut siliring qudrat. - Makin besar butuhnya, tekadnya, dan semangatnya kembali ke Maha Fitrah. Dalam istilah jawanya menyatakan Manunggaling kawulo Gusti.
- …. monggo dilengkapi sesuai pengalaman.
140618—–kontemplasi akhir Ramadhan dalam belajar nderek nyengkuyung mbelo dan nyandar Guru (Romo Kyai Tanjung).
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.