MATI KONYOL
Posted By Roni Djamaloeddin on July 3, 2020
Memegang kabel listrik tegangan tinggi adalah mati konyol. Itu bila yang memandang adalah mereka yang melek akal nalarnya.
Namun bagi yang belum bisa mikir, mungkin namanya kecelakaan, sembrono, atau sudah takdir mati di kabel listrik.
Mati konyol pula bagi mereka yang nguras sumur dengan nyemplung didalamnya, menggunakan mesin diesel yang juga di dalam sumur untuk membuang airnya.
Mati konyol ini bila yang mempersepsi adalah yang memahami proses pernafasan makhluk hidup.
Namun bagi yang belum mampu mencermati proses pernafasan, maka menganggapnya mati kecelakaan, atau mati karena takdir.
Lantas bagaimana dengan mati sedang berolah raga (gowes, joging pagi, … dll) yang memakai masker, padahal tubuh relatif sehat?
Apa bisa disebut mati konyol?
Atau kecelakaan? Atau memang sudah ditakdirkan mati saat olah raga?
Saatnya akal nalar berpikir keras kandas tuntas.
Belajar menerapkan teori limit hati-hati bin waspada menuju tak hingga. Jangan sampai salah kedaden, maunya menangkal penyakit, tapi justru menghirun racun yang dikeluarkan sendiri. Sebelum segalanya berakhir dengan konyol ataukah tidak.
Terlebih, yang mahapenting, perihal pengetahuan pemahaman peyakinan pasca kematian yang PASTI akan segera terjadi.
Akankah dibiarkan konyol seperti orang gila kesetrum listrik?
Atau ngambang tak tentu arah tanpa kepastian?
Jawabnya ada pada nafasnya sendiri.
Kalau sudah berhenti, berarti penyesalan yang tiada tara..
Kalau masih berjalan nafasnya, masih ada peluang menjawab mencoba hingga menjelajahnya dengan pasti.
MATI KONYOL ataukah tidak aku nanti ?!
.
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.