TERJAJAH oleh KECEBONG KAMPRET

Posted By on April 3, 2020

Bangsa ini selamanya akan “terjajah” bila manusia-manusia penghuninya masih terjajah. Yaa…., terjajah dimaksud adalah terjajah oleh penjajah mahalicik mahadahsyat yang berada di dalam jiwanya sendiri. Terjajah oleh watak ego emo iri dengki srei dan saumbruk nafsu jahat lainnya.

Salah satu contoh sederhana adalah mewabahnya sarkasme kecebong kampret yang makin liar. Yang labil jiwanya rohnya, akan sangat mudah tersantap secara lahap oleh virus itu. Sehingga dg enthengnya mengatakan si kecebong atau si kampret pada mereka yang tidak “seiman” atau tidak “semahdzab”.

Namun bagi yang telah paham bahwa nyinyiran itu adalah salah satu bentuk penjajahan baru perihal batin, perihal jiwa, yang berupa virus iri dengki srei, maka setidaknya tidak ikut gembar-gembor mengatakannya.

Bahkan berusaha mengerem melerep serta mencerahkannya. Atau setidaknya berprihatin dan memohon pada Yang Kuasa agar virus itu tidak berkembang.

Kemudian melakukan upaya pecah nalar pecah rasional. Bahwa nilai-nilai rasional sekaligus bahaya dahsyatnya yg perlu segera dipahami disadari, baik kecebong maupun kampret adalah kawulone Pengeran. Maka bilamana disarkas dengan sesuatu yang rendah atau hina, yang tidak terima adalah Yang Maha Punya. Atau bahkan bisa jadi penyebab “marah besar” (sunnatul awwalin) dengan diturunkannya berbagai azab bencana.

Tak ubahnya anak-anak kita sendiri, darah daging kita sendiri, bilamana disebut kecebong atau kampret, tentu kita orang tuanya marah besar pada penyebutnya. Bisa jadi perang mulut, atau perang sindir, hingga memungkinkan perang carok.

So…, bijaklah pada diri. Bijak menjadi kawulo. Pahami sadari bila sarkasme kecebong kampret itu adalah varian virus jahat iri dengki srei. Virus itu akan sangat cepat berkembang bila tidak segera dicegah dan diobati.

Pahami sadari bila cita-cita mulia pendiri bangsa : “maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”, bukan retorika dan omong kosong.
Wujud secara nyata kemerdekaan sejatinya bangsa ini tergantung pada anak-anak zamannya dalam membebaskan diri dari virus iri dengki srei.

Baliklah ubahlah kebiasaan mensarkas orang lain, dg perilaku andap asor, saling memaafkan salah luputnya, saling menghargai bedanya pilihan, saling menyadari kekurangannya, saling memaklumi khotho’ wa nisyannya, saling membantu sesuai kemampuannya, ….dst dsb.

Sebab, disitulah sejatinya butir-butir kemerdekaan sejatinya bangsa itu mengada. Hindari jauhi tuduhan nyinyiran kecebong kampret, sekalipun itu terhadap kecebong kampret yang sesungguhnya. Karena Beliau-beliau pun kawulonya Pengeran.

Pekikkan merdeka dalam dada !!
Merdeka dari penjajahan kecebong kampret. Semoga Yang Maha Kuasa meridhoi perjuangan kita…..ammiin.

_____130419–share uneg-uneg krenteg dalam nderek nyengkuyung mbelo dan nyandar Guru (Romo Kyai Tanjung).

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.