ABADI YANG BAGAIMANA?

Posted By on November 27, 2019

Ngapunten Pak Roni Djamaloeddin, badhe tangklet.
Pripon pandangan jenengan, tiyang ingkang sampun ilaihi rojiun meniko. Hidup abadi langgeng, menopo masih ada tahapan seperti yaumul hisab, hari berbangkit, dsb.
Mumpung temanya pas hidup abadi. Dan apabila seseorang masih belum bisa ilaihi rojiun, meniko pripon. Menopo saget melalui tahapan-tahapan meniko.
Bila pandangan jenengan wonten, apa reinkarnasi berlaku dalam hal ini sampai jiwa-jiwa yang belum bisa ilaihi rojiun meniko saget sampurno. Didaur ulang lagi, lagi, dan lagi.
Ngapunten, sak dermo nimbo kaweroh….salam rahayu.

——————————————————————————————–

Maaf sebelumnya, saya juga sak dermo share pemahaman pengalaman dari meguru. Hidup abadi itu ada dua.

– Bahagia abadan abada disisi-Nya, karena bisa kembali pulang dengan selamat (mati slamet).

– Sengsara abadan abadan, karena tidak bisa pulang (tidak masuk) ke akherat. Tidak pulang ke akherat, alias tidak lulus menghadapi ujian kehidupan dunia. Tidak masuk akherat, terus terdampar di alam kesesatan. Yaitu alam penasaran, atau alam kegelapan. Adalah alam gaib yang sekelas dengan alamnya jin syetan demit memedi gendruwo tuyul dan sebangsanya, yang bukan alam akherat.

Kemudian yang bisa masuk ke akherat (mati slamet), dibedakan menjadi dua.

– Slamet tapi masih ada perhitungan (hisab). Yaitu masih punya tanggungan yang diperhitungkan, berupa segala amanah dan pinjaman selama di dunia belum lunas dikembalikan atau belum tuntas sempurna. Sehingga akibatnya masih menanggung siksa kubur.
Siksa kubur ini bisa ribuan tahun lamanya, tergantung tipis tebalnya dosa atau banyak sedikitnya tanggungan yang belum diselesaikan. Karena itu ahli waris sangat dominan mutlak dalam membantu meringankan mengentaskan siksa kuburnya. Sehingga adanya selamatan selamatan, itu dalam rangka membantu meringankan siksa kuburnya.

– Slamet sampurno. Yaitu mati slamet dengan sempurna. Segala amanah dan tanggungan pinjaman ketika menjalani ujian dunia, diantaranya pinjaman roh, telah lunas sempurna dikembalikan pada Yang Maha Punya. Ditandai dengan telah membuktikan menyatakan mutu qabla antaamutu. Telah mencoba menyatakan mati di dalam hidup.
Slamet sampurno disini adalah derajadnya para nabi wali.

Sedangkan reinkarnasi, itu dimungkinkan bagi yang tidak bisa pulang ke akherat. Karena gentayangan di alam penasaran alam kesesatan, maka maunya nyusup ke jasad yg masih hidup untuk numpang agar bisa mati slamet.
Sedang faktanya, jasad yang bisa disusupi (direinkarnasi) adalah jasad yang tidak punya “ilmu pati”. Karenanya tidak bisa ditumpangi untuk bisa mati slamet.
Sementara mau nyusup pada jasad yang telah punya ilmu slametnya mati, mereka tidak kuat dan tidak akan sanggup menyusup. Jadi usaha reinkarnasi yang dilakukan sia-sia belaka. Nasi telah menjadi bubur. Kehidupan dunia sebagai sarana ujian dari-NYA hanya sekali diberikan.

Jadi, daur ulang kehidupan seseorang itu tidak ada. Sekali tersesat, yaa tersesat selamanya. Sekali selamat, yaa selamat selamanya. Karena itu, dengan Maha Belas Kasihnya, Maha Rohman Rahimnya, Tuhan selalu mengupdate keberadaan Rasul-NYA, ketika masa hidup dunianya habis. Disusuli dengan Rasul-rasul berikutnya hingga kiyamat yang mengakhiri.
Karenanya, Rasul itu abadi, jasadiahnya yang berganti-ganti.

Sedang yang telah slamet kembali disisi Tuhan, ilaa Rabbiha nadliroh, maka merasakan abadan abada disisi-NYA. Maka otomatis tidak butuh lagi mbalik ke dunia (reinkarnasi). Sebab baginya, dunia lebih hina-ngeres-ngeri ribuan kali dibanding “peceren” atau isinya “sapiteng”.

Maaf…sekali lagi, hanya sak dermo share pemahaman pengalaman dalam nderek Guru (Romo Kyai Tanjung) _______@ 261119

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.