AKU TIDAK BISA MEMBACA!

Posted By on September 28, 2023

Saat Nabi menerima wahyu yang pertama kali dengan perintah : Bacalah! sampai tiga kali,
Nabi pun menjawab :
Aku tidak bisa membaca! sampai tiga kali pula.

Mengapa Nabi mengatakan aku tidak bisa membaca?
Padahal sebelumnya Beliau telah menandatangani perjanjian dengan suku tertentu. Otomatis pula telah membaca isinya. Tanpa membaca, tanpa paham isinya, mustahil Beliau setuju adanya kerja sama. Dimanakah nilai-nilai rasionalnya?

Petunjuk Guru saya, Nabi menjawab “Saya tidak bisa membaca!” adalah refleksi rasa jiwa yang telah nyemplung makna laahaula. Rasa jiwa yang meyakini dan merasakan obah osiknya benar-benar katut Ombaking Samudro.

Pengakuan rasa hati yang sejati murni bahwa tidak ada daya dan kekuatan selain dan dari milik-NYA. Sehingga, walau secara fisik Beliau bisa bekerja, bisa ini, bisa itu, tapi dalam hati berkata “Aku tidak bisa apa-apa. Yang Bisa adalah Dzat Yang Maha Bisa, Pengeran piyambak”.

Sama halnya pengakuan yang tulus murni firman-NYA: “bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar anak panah, tapi AKU-lah yang melemparnya”.

———-301217__tafakkur asar, sambil belajar nderek nyandar Guru (Romo Kyai Tanjung).

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.