BANGKITKAN RASA?

Posted By on April 2, 2021

Sebelum rasa dibangkitkan, perlu dipahami dulu apa itu rasa. Diketahui secara pasti terlebih dahulu posisi dan hubungannya dengan rasa-rasa lain : asin, manis, gelo kuciwa, rasa bahagia bersanding pasangan, rasa nikmat damai dalam dzikir, dst-dsb. (http://ronijamal.com/apa-itu-rasa/)

Sementara faktanya sekarang, diakui atau tidak, disadari atau belum, rasa kita selama ini makom (bertempat) di dunia. Bertolak sangat jauh dengan : hanya dengan dzikir hati menjadi tenteram (bahagia, ayem, damai di dalam Tuhan).

Rasa habis untuk merasa-rasakan wujud fisik, yang berupa : asin manis kecut enak sedap basi bacin seger mantab …dst.
Merasakan non fisik yang wilayah garapan hati : tersinggung marah emosi kecewa getun bahagia marem ayem …dst.
Juga merasakan ambahan jangkauan roh, yang berupa : ngaku kuat, ngaku bisa, ngaku milik/kepunyaan, ngaku idenya, ngaku karyanya, pamrih surga, takut neraka, pamrih bayar, …dst.

Ketiga dimensi jelajahan rasa tersebut merupakan fakta nyata bila rasa belum bangkit sesuai tupoksinya. Alias masih terjajah dijajah dijiret nafsu.

Sedang tugas pokok fungsi rasa adalah makrifat lii-Dzatillah. Merasa-rasakan Cahaya di atas cahaya. Menyatu dengan Tuhan. Menyatu kembali seperti ketika masih di alam arwah (alam dzar, alam fitrah).

Oleh karenanya, membangkitkan rasa sama halnya membangkitkan fitrah manusia. Membangkitkan manusianya yang dibungkus chasing berwujud jasad manusia.

Beberapa tips, metode, ataupun ilmu khusus, yang didasari pengalaman meguru, diantaranya :

1. Memahami bahwa rasa adalah unsur dasar (unsur utama) manusia. Bukan roh, sebagaimana yang dipahami selama ini. Sebab pinjaman roh yang tujuh lapis itu mesti dikembalikan selama hidup di dunia.

2. Si rasa diberi ilmu, atau digurukan. Yaitu agar bisa bangkit dari kuburnya (jeratan tiga dimensi di atas), kemudian cerdas kepada dan di dalam Tuhan. Ilmunya namanya ilmu dzikir. Ilmu mengenal fitrah diri, juga mengenal Dzat Yang Maha Fitrah. Wali Songo menyebut ilmu Sangkan Paraning Dumadi, atau ilmunya Satriyo Piningit.

Sedang Guru yang hak dan sah, disebutkan dalam Quran dengan istilah : ahli dzikir, al Wasilata, al Wustho, Imamu Mubin, an Nadzir, al Hadi, al Muthohharun, al Mundzir, …dst.

3. Setelah punya punya ilmu dzikir, kemudian memperbanyak latihan/sparing, seperti :

– memperbanyak prihatin, ngempet, ngerem (menahan diri) atas segala keinginan.

– memperbanyak puasa, bimakna mengendalikan diri dari pengaruh syahwat maupun pengaruh luar, dan berbagai kesenangan lainnya.

– memperbanyak lakon pitukon, yang berupa tertibnya syareat, dan pitukonnya berkorban harta demi sebesar-besarnya kemaslahatan bersama.

– memperbanyak riyalat riyadoh mujahadah dengan sholat malam fidak dan memuji.

– dst-dsb.

4. Menyadari sekaligus mempraktekkan jihadul akbar sebagai perang terbesar melawan hawa nafsu di jagad sughro (dadanya) sendiri. Bersama-sama dengan saudara seperjuangan yang tunggal ngelmu tunggal Guru.

5. Sering-sering melakukan latihan sederhana, dengan mengalihkan rasanya. Misalnya, ketika meminum kopi rasanya pahit manis sedap, rasanya dialihkan untuk tidak merasakan pahit manis sedapnya. Tapi dilatih dibelajari untuk merasakan dzikir.

Demikian pula ketika rasa sedang selancar dalam dimensi hati, dididik dibelajari tidak merasakan mubalnya hati sanubari. Contohnya, saat tersinggung emosi ketika dikritik, maka segera direm atau dialihkan dengan ingat isinya dzikir. Jangan biarkan rasa nggladrah hanyut dalam marah tersinggung emosi.

6. Ketika memulai menjalani kelima tips tersebut, dibarengi kesadaran bahwa yang membuat rasa bisa bangkit dari kuburnya hanya rahmat dan fadhal Tuhan semata. Karena belajar nggandul sepenuhnya pada isinya HUWA yang Ahad (merealisasi allaahu ashshomad).

7. Dengan sabar dan tawakkal, belajar menyelamatkan/mengislamkan hati (http://ronijamal.com/hati-yang-islam/). Pada tahap selanjutnya mengislamkan roh (http://ronijamal.com/martabat-roh/).
Bilamana telah dilampaui, maka dengan sendirinya, rasa menjadi bangkit kepada Tuhannya. Ilaa Robbiha nadziroh.

_____310321–belajar share pemahaman pengalaman dalam nderek Guru (Romo Kyai Tanjung).

.

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.