ILMU MAKRIFAT, SESAT ATAU BUKAN?
Posted By Roni Djamaloeddin on March 22, 2021
Sangat memprihatinkan, bila ada pihak yang dengan gegabah binti pongah menuduh ilmu lain yang belum pernah dibelajari dengan tudingan ilmu sesat. Mereka inilah yang layak dikasihani dan perlu ditolong. Didoakan agar segera sadar. Dimohonkan ampun atas segala dosa dan pongahnya.
Sebab, bilamana telah tersadar dan diampuni dosanya, tentu akan bersikap bertindak bijaksana. Jauh dari sikap watak gegabah emosian. Tidak grusa-grusu dan menerapkan rasionalnya sebelum menyimpulkan.
Menuduh ilmu makrifat sebagai ilmu sesat adalah kebodohan besar. Ibarat kodok dalam tempurung yang menuduh ilmu pengalaman rajawali (yang mampu terbang tinggi) sebagai ilmu sesat. Sama sekali tidak rasional. Tidak menggunakan akal nalarnya, karena dijajah dikuasai ego emo nafsunya.
Ibarat lainnya, bagai siswa SD yang menuduh ilmu filsafat, ilmu nuklir, ilmu bedah plastik sebagai ilmu sesat. Jadi tidak nyambung sama sekali.
Demikian pula perihal ilmu makrifat yang dituduh sebagai ilmu sesat oleh ahli syareat. Ilmu makrifat, atau ilmu hakekat, bisa disebut ilmu tasawuf, adalah ilmu yang ada di dalam jiwa, di dalam hati (batin).
Dimensi melangitnya, ilmu yang ada di dalam roh, hingga di dalam rasa. Jadi sama sekali bukan wilayah otak akal nalar. Namun mampu ditangkap oleh akal nalar rasional, bila si akal mau membuka diri.
Sedang ilmu syareat adalah ilmu yang hanya mampu ditangkap akal, logika, dan penalaran. Singkatnya disebut ilmu kulit. Tidak sampai bahkan tidak akan pernah membahas ilmu isi.
Jadi, ketika aktifis/praktisi syareat menuduh sesat ilmu makrifat, yaa…. dibiarkan saja. Tidak perlu dilayani. Tidak perlu dimasukkan dalam hati. Bagai ungkapan pepatah anjing menggonggong kafilah tetap berlalu.
Sebab ketika ditanggapi dengan marah tersinggung emosi, maka sama saja artinya dengan olehe mengamalkan ilmu makrifatnya masih mentah. Ilmu hakekatnya belum bermanfaat. Karenanya bisa dijadikan sarana pemicu agar ilmunya bermanfaat. (http://ronijamal.com/ilmu-yang-bermanfaat/)
Namun bukan berarti diam saja ketika dituduh penganut ilmu sesat. Tetap berusaha mengingatkan, membuka nilai rasionalitasnya. Disertai argumen yang mampu dicerna akal nalar sehat. Membela nilai dan harga diri, dengan tetap sejuk menyejukkan.
Memecah mencerah bahwa agama itu sejalan dengan akal sehat. Sekaligus belajar nyemplung (silem) jembar luasnya dada Nabi Saw ketika dituduh edan sinthing gila membawa aliran sesat, dengan tetap sabar sejuk bening tidak merubah kesucian rasanya.
Belajar memenuhi perintah Tuhan : serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang LEBIH baik (An-Nahl 125).
Sekaligus belajar watak sikap perilaku Sang Uswatun Hasanah, yang tidak berani menyalahkan–apalagi menyesatkan mengkafirkan–72 aliran pecahan. Namun hanya menegaskan : satu golongan yang benar. (http://ronijamal.com/jangan-menyalahkan/)
NB : monggo fastabikhul khoirot, fastabikhul komen sejuk.
.
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.