BELAJAR LEBUR

Posted By on April 3, 2020

Belajar lebur itu tdk menuntut haknya harus terpenuhi, seperti halnya mereka yg kadonyan. Walaupun secara manusiawi juga “mengurus” seperti lumrahnya.
Belajar lebur itu menghancurkan pengakuan keakuan kerumangsanan.
Belajar lebur itu meningkatkan status dari kewajiban jadi kebutuhan. Dari kebutuhan jadi kebiasaan keseharian. Dari kebiasaan keseharian, selanjutnya ditiadakan dinafikan.

Kongkritnya, ketika kerja yang biasanya dijanjikan upah, maka lebur itu kerja menafikan upah.
Ketika ibadah yang dijanjikan pahala (surga), maka lebur itu ibadah yang justru menafikan iming-iming surga. Memaksa hatinurani melupakan iming-iming pahala surga. Juga memaksa hatinurani menafikan takut cemplung neraka.
Ketika perjuangan pengorbanan kedudukan butuh pengakuan sesama, maka lebur itu meninggalkan (tidak butuh) itu semua.

Namun tandange panggah (kerjanya tetap normal), aktif kreatif dinamis hingga profesional. Tapi tidak berani ngaku kerjanya. Tidak ngaku atas kinerjanya eksisnya hingga jasa perjuangan pengabdiannya.

Lebur itu perkara hati nurani, hingga kedalamannya yang paling dalam, lembut dan samar. Sama sekali bukan wilayah perkara hati sanubari. Sebab sifat watak hati sanubari justru kebalikannya. Ingin dihargai dihormati diilihat didengar segala jasa eksisnya diri dan perjuangan pengorbanannya.

Karena itu, telah di-nash oleh-Nya bahwa Tuhan tidak akan menjadikan dua hati dalam rongga dada berfungsi bersama. Bila sanubari yg berfungsi, maka nurani akan mati. Bila nurani yg berfungsi, maka sanubari yang akan mati.

Sedangkan hati nurani, tidak mungkin
bisa tumbuh subur tanpa dingelmoni (diberi ilmu) disekolahi dibelajari dan digurukan perihal ilmu “al Haq min Rabbika”. Perihal ilmu “Huwa Ahad”. Perihal ilmu “Huwal awwalu huwal akhiru”. Perihal ilmu “nafi itsbat”. Yaa ilmu dzikir.

Hati nurani tidak akan subur lestari tanpa “jihadul akbar” menundukkan mengalahkan pasukan sanubari yg telah default dalam dada. Yaitu dengan bekal ngelmu dzikir dan komando khusus perang akbar.

Baru setelah eksistensi dan kinerja nurani itu tumbuh subur, diklatsus “Belajar lebur” bisa dimulai. Targetnya adalah ilaihi roji’una. Memanunggal maring Gusti. Mulih maring Yang Maha Abadi. Semoga…

30122018_____belajar melebur diri dalam nderek nyengkuyung mbelo nyandar Guru (Romo Kyai Tanjung).

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.