DZIKIR & SHOLAT, PENTING MANA?
Posted By Roni Djamaloeddin on March 29, 2020
Diskusi itu membahas penting mana antara dzikir dan sholat.
Ada yang mengungkap penting sholat, dalilnya bla bla bla.
Ada yang mengungkap penting dzikir, logikanya juga bla bla bla.
Bahkan ada yang justru menyalahkan pihak yg punya masalah. Islamnya gimana, gitu aja kok repot?
Ngenes juga yang punya masalah, mau mencari solusi yang tepat, tapi malah disalah-salahkan, digoblok-goblokkan.
Petunjuk Guru, sholat dan dzikir sama pentingnya. Sholat adalah untuk dzikir. Ashsholatu lii dzikrii, sholat adalah sarana mengingat-ingat AKU. Karenanya, bagi mushollin (pelaku sholat), yg didalamnya tidak dzikir, atau lupa dzikir, atau karena jeratan masalah sehingga dzikirnya nggrambyang bahkan hingga lupa, maka diancam oleh-NYA fawailun (neraka Wail).
Kemudian perihal dzikir (hati eling Ingsun, hati mengingat-ingat Wajhullah), mengapa ini harus dilakukan?
Tidak lain adalah agar bila setiap saat mati (sak wayah-wayah tinimbalan Gusti, karena jatah umur dah habis), bisa pulang nyemplung pada yang didzikiri itu (ila Rabbiha naadzirah).
Andai saat mati, tapi hatinya “dzikir harta” (kelingan banda donya), maka matinya pun ketut harta itu.
Demikian juga saat sholat, pas sholat hatinya “dzikir jabatan”, kemudian saat itu dimatikan oleh-NYA, maka matinya pun ikut yg didzikiri itu. Tidak mlebu mulih marang Pengeran.
Karenanya, perintah-Nya dengan tegas utk menjaga “sholat daim”. Yaitu semua aktifitas berdunia yang dibarengi dengan dzikir.
Kemudian dzikirnya yang bagaimana??
________311217–refleksi akhir tahun dalam belajar nderek mepet nyandar Guru (Kyai Tanjung).
Banyak defenisi mengenai dzikir, biarlah. Itu tergantung dari pengalaman belajar dan megurunya masing-masing. Tidak perlu memaksa pengalaman pemahaman keyakinan pada pihak lain. Tapi boleh share pengalaman, karena memang perintah-NYA.
Sebelum meguru, info masukan dari banyak pihak (dari buku, teman, gogel, kyai, ulama), dzikir adalah mengingat salah satu atau salah dua-tiga dari “asmaul husna-Nya”. Hati menyebut Asma-NYA.
Namun setelah meguru, memenuhi perintah-NYA : “bertanyalah (bergurulah) pada ahli dzikir, bila kamu tdk tahu bagaimana dzikir itu”, barulah menjadi paham bedanya dzikir dan wirid.
Analoginya begini, katakanlah kita memperistri bidadari namanya Suzan. Masa bulan madu luuuaar biasa bahagianya. Naah…suatu ketika harus berpisah. Kita di maghrib, istri di masyrik. Dianya berpesan, bila rindu ingatlah aku.
Saat rindu benar-benar menggelora hingga menyesakkan dada, bahkan rasanya kayak kiyamat, lantas apa yg diingat?
Kalau wirid, menyebut nama : Suzan Suzan Suzan….sekian ribu kali.
Tapi kalau dzikir, ingat pada Suzan dalam arti keseluruhan (wujud Suzan).
Maaf….ini pengalaman meguru saya, yg saya yakini dan rasakan sekarang.
Nikmatnya dzikir tiada bandingnya walau dg kenikmatan dunia seisinya. Nikmatnya orgasme beberapa detik yang luar biasa, sama sekali tak dapat dibandingkan dg nikmatnya dzikir.
Karenanya, sindiran dalam Kitab-NYA sangat-sangat menonjok akal nalar kita : samakah antara orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu??
Pengalaman nyata Guru guru kami (panutan kami, teladan kami dalam rantai silsilah hingga Imam Ali, dari Nabi Saw), dalam membuktikan puncaknya pentingnya sholat dan dzikir
- Menyelami menikmati nikmatnya ashsholatu li dzikkri, hingga tidak terasa lagi sakitnya anak panah dicabut dari kaki Beliau. (Kisah Imam Ali yg banyak ditulis di berbagai Kitab).
- Mewujudnyatakan ashsholatu mi’rojul mukminin, sholat adalah sarana mi’rajnya orang-orang mukmin. Begitu mengangkat tangan saat takbirotul ikrom, langsung “blung” mlebu akherat. Jasadiahnya mati selama jamaah sholat itu berlangsung. Masuk singgasana Allaahu akbar (Allah Maha Besar).
Kemudiian setelah imamnya mengucap salam, barulah Beliau bangun bangkit hidup kembali. Lumrah normal lagi jalani kehidupan dunia. - Menikmati dzikir dalam semua aktifitas, seiriing keluar masuknya nafas. Hingga suatu ketika, saat “dahar” (makan) tahu, ujug-ujug (tiba-tiba) greg. Rasanya jiwanya mlebu (masuk) dalam Isinya dzikir. Masuk akherat. Mati sesungguhnya dalam beberapa menit. Kemudian dihidupkan kembali oleh-NYA, jalani aktifitas lumrah/normal kembali, “hamuruk” para murid jalani ilmu hakekat ilmu ma’rifat.
- Itulah cita-cita harapan (aku dan juga murid-murid yg dalam rantai hak dan sah), membuktikan Dawuh Guru : muutu qabla anta mutu.
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.