Posted By Roni Djamaloeddin on March 29, 2020

Makin hari mendekati hajatan pilpres, layar media sosial makin ngeri makin kisruh ejekan hujatan cacian fitnahan dan sebangsanya. Alih-alih merasa bebas berekspresi, segala uneg-uneg keiribencian digelontor habis bak lava Merapi.

Filter moral, etika tata krama andap asor sopan santun, seolah sirna sama sekali. Istilah “bangsa timur” yg identik dengan sopan santun dan tatakramanya yang tinggi, seolah tergantikan menjadi bangsa primitif atau bahkan “bangsa bar bar”.

Kasihan sekali mereka yg suka menghujat. Mereka sama sekali tidak menyadari, atau bahkan telah tercaplok oleh virus-virus penyakit hati : menghujat, mengolok, menghina, memblejeti kekurangan orang lain, memfitnah, dan sebangsanya. Hal demikian menandakan jiwa yang sangat kerdil, picik, cupet, beku, bahkan jahiliyah.

Kasihan sekali bangsa ini, bila mayoritas penduduknya berjiwa yang demikian. Walaupun pemimpin bangsanya diturunkan dari golongan nabi sekalipun, tak akan lepas dari hujatan. Persis sekali kata pepatah : gajah di pelupuk mata tak tampak, kuman di seberang lautan tampak.

Karenanya, mari kita lawan kebrutalan kebarbaran para aktifis hujat menghujat itu dengan Gerakan Sejuk & Bijak (GESJAK).

Melalui tulisan, bisa. Melalui komentar-komentar, bisa. Melalui aktifitas langsung bermasyarakat berbangsa, sangat bisa. Dengan share-share di berbagai medsos, juga sangat bisa.

Terlebih dengan didoakan, dimohonkan ampun pada Yang Maha Kuasa, sangat-sangat-sangat Bisa. Tuhan kita kan Maha Segala-galanya.
Toh seandainya doa itu tertolak oleh-Nya (semisal, mungkin karena sangat tidak pantasnya diampuni dosa kesalahannya), sifat “pangapuro” (pengampunan) Tuhan akan turun pada yang mendoakan.

Kita BISA!!
Salam Nusantara Bangkit??

_____151218–nderek Kyai Tanjung.

Categories: Artikel, GaDo-2, Grand Idea
Tags: